• Home
  • About
  • Contact
  • Sitemap
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Advertise
Tujuan I -  Pendidikan Online

Ahok Djarot Pilkada DKI

  • AHOK DJAROT PILKADA DKI
  • Home
  • DUNIA KESEHATAN
  • HUKUM PIDANA
  • MANAJEMEN
  • DAFTAR OBAT MUNTAH
  • SURAT LAMARAN KERJA
  • ▼
Home → Dunia Kesehatan → Apa Itu Tricyclic Antidepressant

Apa Itu Tricyclic Antidepressant

Unknown
Dunia Kesehatan
Sunday, June 23, 2013

Tricyclic Antidepressant
Dari semua obat yang diresepkan untuk DPNP, penggunaan tricyclic anti-depresant (TCA) paling banyak didukung riset. TCA diberikan sebagai obat oral pilihan pertama bila toleransi pasien baik dan tidak ada kontraindikasi terhadap TCA. Beberapa pasien, terutama lanjut usia, sensitif terhadap efek antikolinergik dan antihistaminik obat ini. TCA kontraindikasi pada pasien pre-existing cardiac conduction defect. Dengan alasan ini maka sebaiknya pada pasien DPNP berusia lebih dari 50 tahun, jangan diberikan TCA, walaupun tidak ada kontraindikasinya.
            Salah satu mitos yang masih ada bahwa amitriptyline mempunyai efek analgesik yang paling poten daripada TCA lainnya. Kenyataannya, semua TCA mempunyai efek analgesik yang sama. Jadi berikan desipramine dan nortiptyline, yang mempunyai efek antikolinergik dan antihistaminik yang lebih ringan. Beberapa pasien yang minum TCA merasa sangat mengantuk karena efek antihistaminiknya, tetapi efek ini menguntungkan karena membantu mereka tidur pada malam hari, dimana saat tersebut keluhan DPNP bisa sangat parah.
SNRI yang lain
Setelah TCA, obat yang efektif untuk DPNP adalah antikonvulsan pregabalin dan gabapentin, dan antidepresan serotonin norepinephrine reuptake inhibitor (SNRI) duloxetine dan venlafaxine. Beberapa studi meneliti perbandingan obat-obat ini, hasilnya tidak ada perbedaan efektivitas pada tiap pasien.

            Bila pemberian TCA tidak menghasilkan efek analgesia dan antidepresan yang diharapkan, maka gantilah dengan antikonvulsan karena obat ini mempunyai efek analgesia yang berbeda dengan SNRI, dan mempunyai efek yang mirip dengan TCA, tetapi dengan efek samping yang lebih ringan.
            Karena kedua antidepressan, duloxetine dan venlafaxine harus diberikan sebelum pemberian antikonvulsan jika pasien mempunyai co-morbid depresi. Depresi sering terjadi pada pasien DM, dan dapat mencetuskan dan mengeksaserbasi penyakit ini (14,15). Seperti TCA, duloxetine dan venlafaxine mempunyai efek anti-depresan yang baik. Jenis antidepresan yang lain, seperti selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), efektif untuk depresi, tetapi hanya sedikit dapat menurunkan nyeri.
            Duloxetine indikasinya DPNP; banyak dokter yang lebih suka meresepkannya daripada venlafaxine. Duloxetine dapat menyebabkan interaksi obat karena efek inhibitory kuat pada sistem enzim hepatic cytochrome P-450 2D6, yang terlibat pada metabolisme berbagai obat (16).
            Mulailah dengan memberikan duloxetine 30 mg/hari selama 1 minggu, kemudian dosis ditingkatkan sampai 60 mg/hari. Bila mulai dengan dosis kecil, maka efek nausea dapat dihindari. Dosis 60 mg/hari cukup untuk pasien pada umumnya, tapi ada pula pasien tertentu yang memerlukan dosis 90 mg/hari, atau bahkan 120 mg/hari, supaya efektif (17).
            Bila menggunakan venlafaxine, disarankan sediaan extended-release. Dosisnya sekali sehari dan efek nausea-nya lebih kecil daripada sediaan immediate-release. Mulailah dengam dosis 75 mg/hari (37.5 mg/hari untuk pasien lanjut usia) kemudian tingkatkan dengan interval 3-4 hari sampai dosis 150 mg/hari. Pertahankan dosis tersebut selama 2-3 minggu. Bila responsnya kurang baik, tingkatkan dosis sebesar 37.5 mg setiap minggu. Dosis paling tinggi adalah 450 mg/hari; beberapa dokter memberikan dosis lebih tinggi lagi, tetapi tidak ada bukti yang mendukung bahwa dosis lebih tinggi dapat meredakan nyeri lebih baik.
Tidak seperti TCA, duloxetine dan venlafaxine efek antihistaminiknya kecil, dan tidak terlalu sedatif. Untuk pasien yang sukar tidur, berilah non-benzodiazepine sedative-hypnotic, seperti zolpidem, zaleplon, eszopiclone atau ramelteon, sebagai tambahan antidepresan (18).

Antikonvulsan
Pregabalin dan gabapentin efek analgesiknya mirip, tapi sebaiknya gunakan yang pertama lebih dahulu. Gabapentin efektif juga, tetapi sulit mencapai dosis terapetik karena terlalu sedatif. Bagi kebanyakan pasien, dibutuhkan paling dosis 1,600 mg/hari, atau lebih. Walaupun obat tersebut diberikan malam hari, beberapa pasien masih mengeluh ngantuk pada siang hari bila minum obat ini.
Walapun pregabalin efeknya juga sedasi, tapi kurang menyebabkan ngantuk siang hari. Beberapa klinisi lebih suka memberi duloxetine, karena merupakan indikasi untuk DPNP.

Opioid
Oxycodone dan tramadol adalah dua opioid yang digunakan untuk terapi DPNP, dan paling banyak disuport oleh literatur. Karena nyeri DPNP biasanya konsisten, dan terus menerus, maka berilah sediaan extended-release obat-obat ini setelah dosis optimal yang dapat ditentukan dengan penggunaan sediaan dose immediate-release terlebih dahulu.
Oxycodone dan tramadol lebih efektif untuk DPNP daripada opioid lainnya masih dipertanyakan; kelebihannya berhubungan dengan kenyataan bahwa obat tersebut diteliti lebih banyak untuk terapi DPNP daripada opioid lainnya. Berbagai opioid lain juga efektif untuk terapi nyeri neuropatik secara umum (19), dan penelitian terbaru mengindikasikan bahwa fentanyl transdermal baik untuk DPNP (20). Oxymorphone, merupakan sediaan which oral short-acting dan extended-release, adalah metabolit oxycodone dan, mempunyai efek analgesia yang mirip.
Tramadol adalah obat kombinasi yang mengandung opioid lemah dan SNRI lemah. Studi opioid antagonis menunjukkan bahwa analgesia yang paling kuat adalah tramadol karena sifat SNRI-nya (21).
Tramadol merupakan suatu opioid, mempunyai risiko penyalahgunaan dan ketergantungan psikis. Sebaiknya menggunakan obat yang lebih mempunyai efek SNRI, seperti TCAs, duloxetine atau venlafaxine.
Kombinasi Terapi Analgesik
Pasien DPNP biasanya diberikan kombinasi 2 obat atau lebih. Masih belum banyak penelitian mengenai efikasi kombinasi terapi atau kombinasi mana yang lebih efektif (22). Bila memberikan terapi kombinasi, pilihlah obat yang berbeda kelasnya, seperti antidepresan dengan antikonvulsan atau opioid selain tramadol.

Obat-obat yang digunakan:
·         Amitriptyline
·         Capsaicin
·         Desipramine
·         Duloxetine
·         Eszopiclone
·         Fentanyl, transdermal
·         Gabapentin
·         Lidocaine patch 5%
·         Nortriptyline
·         Oxycodone
·         Oxymorphone
·         Pregabalin
·         Ramelteon
·         Venlafaxine
·         Tramadol
·         Zaleplon
·         Zolpidem
ADS HERE !!!

Newer Post
Older Post
Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

Popular Posts

  • CODIPRONT (Codeine, Phenyltoloxamine)
    CODIPRONT (Codeine, Phenyltoloxamine)  Obat batuk dengan efek jangka panjang 10 – 12 jam  KOMPOSISI  Codipront Kapsul  Tiap Kapsul mengandun...
  • GARAMYCIN Krim, Salep (Gentamicin Sulfate)
    GARAMYCIN Krim, Salep (Gentamicin Sulfate)  Obat Generik : Gentamicin / Gentamisin Sulfat Obat Bermerek : Balticin, Bioderm, Dermabiotik, De...
  • Jenis - Jenis Obat Kortikosteroid
    Obat Kortikosteroid  Oradexon Tablet dan Injeksi ORADEXON Tablet, Suntik (Dexamethasone / Deksametason) Obat Generik : Dexamethasone...
  • BACTROBAN Krim / Salep Kulit (Mupirocin)
    Nama Obat Generik : Mupirocin / Mupirosin  Nama Obat Bermerek : Bactroban  KOMPOSISI / KANDUNGAN  Tiap 1 gram Bactroban Krim mengandung Mupi...
  • Contoh Latar Belakang Manajemen
    A.     Latar Belakang Manajemen  Sesungguhnya mulai kapan teori manajemen itu ada? Yaitu mulai sejak para pelaku usaha berkecimpung memi...
My Ping in TotalPing.com
My Ping in TotalPing.com

Labels

  • Cara Mengatasi Penyakit
  • Dunia Kesehatan
  • Hukum pidana
  • Manajemen

Popular Posts

  • CODIPRONT (Codeine, Phenyltoloxamine)
    CODIPRONT (Codeine, Phenyltoloxamine)  Obat batuk dengan efek jangka panjang 10 – 12 jam  KOMPOSISI  Codipront Kapsul  Tiap Kapsul mengandun...
  • GARAMYCIN Krim, Salep (Gentamicin Sulfate)
    GARAMYCIN Krim, Salep (Gentamicin Sulfate)  Obat Generik : Gentamicin / Gentamisin Sulfat Obat Bermerek : Balticin, Bioderm, Dermabiotik, De...

Pages

  • Home
Copyright © 2015 Tujuan I - Pendidikan Online . All rights reserved. My Notes Template. Simple Default Template edited by RT Media ™. Powered by Login