A. Penyakit Fibrokistik
(Fibrokistik Mastopati)
Penyakit fibrokistik atau dikenal
juga sebagai mammary displasia adalah benjolan payudara yang sering dialami
oleh sebagian besar wanita. Benjolan ini harus dibedakan dengan keganasan.
Panyakit fibrokistik pada umumnya terjadi pada wanita berusia 25-50 tahun
(>50%)
Tanda dan gejala
Benjolan fibrokistik biasanya
multipel (lebih dari 1), keras, serta teraba dan berfluktuasi sesuai dengan
siklus menstruasi. Biasanya payudara teraba lebih keras dan benjolan pada
payudara membesar sesaat sebelum menstruasi. Gejala tersebut menghilang
seminggu setelah menstruasi selesai. Benjolan biasanya menghilang setelah
wanita memasuki fase menopause.
Evaluasi
Evaluasi pada wanita dengan
penyakit fibrokistik harus dilakukan dengan seksama untuk membedakannya dengan
keganasan. Apabila melalui pemeriksaan fisik didapatkan benjolan difus (tidak
memiliki batas jelas), terutama berada di bagian atas-luar payudara tanpa ada
benjolan yang dominan, maka diperlukan pemeriksaan mammogram dan pemeriksaan
ulangan setelah periode menstruasi berikutnya. Apabila keluar cairan dari
puting, baik bening, cair, atau kehijauan, sebaiknya diperiksakan tes hemoccult
untuk pemeriksaan sel keganasan. Apabila cairan yang keluar dari puting
bukanlah darah dan berasal dari beberapa kelenjar, maka kemungkinan benjolan
tersebut jinak.
B. Papiloma Intraduktal
Papiloma intraduktal adalah
benjolan jinak yang biasanya soliter (satu) dan biasanya ditemukan pada
kelenjar utama dekat puting pada lokasi subareolar (sekitar puting). Papiloma
intraduktal sering terjadi pada dekade ke-4. Wanita tersebut dapat mengeluhkan
keluarnya cairan berupa darah dari salah satu payudara tanpa terabanya massa
atau benjolan di payudara. Penyebab tersering hal tersebut adalah papiloma
intraduktal. Benjolan yang ada tidak teraba karena biasanya berukuran < 5
mm. Mammografi sebaiknya dilakukan untuk menyingkirkan keganasan karena
biasanya keganasan memiliki gejala keluarnya darah dari puting.
Tatalaksana
Eksisi lokal atau pengambilan
benjolan dari payudara merupakan terapi utama. Hal ini dapat dilakukan dengan
bius lokal. Apabila biopsi pada benjolan menunjukkan hasil atipikal hiperplasia
pada papiloma ini, maka risiko kanker payudara meningkat dibandingkan dengan
hasil penyakit proliferatif dengan atipia.
C. Fibroadenoma
Fibroadenoma atau sering dikenal
dengan Fibroadenoma Mamma (FAM) merupakan tumor jinak yang paling sering
terjadi pada payudara wanita. FAM biasanya terjadi pada wanita muda atau
remaja. Sebelum usia 25 tahun, FAM lebih sering terjadi dibandingkan kista
payudara. FAM jarang terjadi setelah masa menopause, yang berarti bahwa FAM
responsif terhadap rangsangan estrogen.
Tanda dan Gejala
FAM dapat multipel. Biasanya
wanita muda menyadari terdapatnya benjolan pada payudara ketika sedang mandi
atau berpakaian. Kebanyakan benjolan berdiameter 2-3 cm, namun FAM dapat tumbuh
dengan ukuran yang lebih besar (giant fibroadenoma). Pada pemeriksaan, benjolan
FAM kenyal dan halus. Benjolan tersebut tidak menimbulkan reaksi radang (merah,
nyeri, panas), mobile (dapat digerakkan) dan tidak menyebabkan pengerutan kulit
payudara ataupun retraksi puting (puting masuk). Benjolan tersebut
berlobus-lobus.
Pemeriksaan mammografi
menghasilkan gambaran yang jelas jinak berupa rata dan memiliki batas jelas.
Wanita dengan FAM simpel tanpa penampakan histologi komplek dan tanpa penyakit
proliferatif pada parenkim payudara tidak memiliki peningkatan risiko kanker
payudara.
Tatalaksana
Pada saat FAM diketahui,
diagnosis ini dikonfirmasi dengan biopsi atau analisis sitologi (sel). Biopsi
tersebut dapat mengkonfirmasi adanya sel keganasan.
D. Tumor Filodes Jinak
Tumor filodes atau dikenal dengan
sistosarkoma filodes adalah tumor fibroepitelial yang ditandai dengan
hiperselular stroma dikombinasikan dengan komponen epitel. Tumor filodes umum
terjadi pada dekade 5 atau 6. Benjolan ini jarang bilateral (terdapat pada
kedua payudara), dan biasanya muncul sebagai benjolan yang terisolasi dan sulit
dibedakan dengan FAM. Ukuran bervariasi, meskipun tumor filodes biasanya lebih
besar dari FAM, mungkin karena pertumbuhannya yang cepat.
Berdasarkan pemeriksaan histologi
(sel), diketahui bahwa tumor filodes jinak berkisar 10%, dimana tumor filodes
ganas berkisar 40%.
Tatalaksana
Tumor yang besar dan ganas dengan
batas infiltratif mungkin membutuhkan mastektomi (pengambilan jaringan
payudara). Mastektomi sebaiknya dihindari apabila memungkinkan. Apabila
pemeriksaan patologi memberikan hasil tumor filodes ganas, maka re-eksisi
komplit dari seluruh area harus dilakukan agar tidak ada sel keganasan yang
tersisa.
ADS HERE !!!