• Home
  • About
  • Contact
  • Sitemap
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Advertise
Tujuan I -  Pendidikan Online

Ahok Djarot Pilkada DKI

  • AHOK DJAROT PILKADA DKI
  • Home
  • DUNIA KESEHATAN
  • HUKUM PIDANA
  • MANAJEMEN
  • DAFTAR OBAT MUNTAH
  • SURAT LAMARAN KERJA
  • ▼
Home → Dunia Kesehatan → Strategi Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi 1,2

Strategi Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi 1,2

Unknown
Dunia Kesehatan
Sunday, June 23, 2013
Strategi Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi 1,2 

Menurut WHO terdapat 4 (empat) upaya yang perlu untuk mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu ke bayi, meliputi: 

1. Mencegah terjadinya penularan HIV pada perempuan usia reproduksi 

2. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada ibu HIV positif 

3. Mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu hamil HIV positif ke bayi yang dikandungnya. Bentuk intervensi berupa: 

Ø Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang komprehensif 

Ø Layanan konseling dan tes HIV secara sukarela (VCT) 

Ø Pemberian obat antiretrovirus (ARV) 

Ø Konseling tentang HIV dan makanan bayi, serta pemberian makanan bayi 

Ø Persalinan yang aman. 

4. Memberikan dukungan psikologis, sosial dan perawatan kepada ibu HIV positif beserta bayi dan keluarganya. 



IV.3 Pemberian obat Antiretrovirus sebagai pencegahan penularan ibu ke bayinya. 

Perempuan dengan CD4 >250/mm3 memiliki resiko untuk terjadinya hipersensitif terhadap NVP lebih tinggi dengan toksisitas hati yang mungkin fatal. Hal tersebut berlaku pada perempuan yang hamil maupun yang sedang tidak hamil 





Tabel 1 : 

Rekomendasi untuk memulai Terapi ARV pada perempuan hamil menurut stadium klinis dan ketersediaan penanda imunologis (menurut WHO 2006)17,18 




Stadium klinis menurut WHO 

Bila tidak tersedia tes CD4 

Bila tersedia tes CD 4 


1 

Tidak diobati untuk kepentingan ibu saat ini(rekomendasi tingkat A-III) 

Obati jika hitung sel CD 4 < 200 sel/mm3 (rekomendasi tingkat A-III) 


2 

Tidak diobati (rekomendasi tingkat A-III) 


3 

Obati (rekomendasi tingkat A-III) 

Obati jika hitung sel CD 4< 350 sel/mm3 (rekomendasi tingkat A-III) 


4 

Obati (rekomendasi tingkat A-III) 

Obati tanpa memperhatikan hitung CD 4 ((rekomendasi tingkat A-III) 




Tabel 2 : Pemberian obat antiretroviral dalam program PMTCT ditujukan pada situasi klinik 


No. 

Situasi Klinis 

Rekomendasi Pengobatan (Rejimen untuk Ibu) 


1 

Odha dengan indikasi ART dan kemungkinan hamil atau sedang hamil 



· AZT (d4T) + 3TC + NVP (hindari EFV) 

· Hindari EFV pada trimester pertama 

· Jika mungkin hindari ARV sesudah trimester pertama 




2 

Odha sedang menggunakan ART dan kemudian hamil 



· Lanjutkan rejimen (ganti dengan NVP atau golongan PI jika sedang menggunakan EFV pad atrimester I) 

· Lanjutkan dgn ARV yg sama selama dan sesudah persalinan 




3 

Odha hamil dan belum ada indikasi ART 

AZT mulai 28 minggu + NVP dosis tunggal pada awal persalinan 

Alternatif 

· Hanya AZT mulai 28 minggu 

· AZT + 3TC mulai 36 minggu, selama persalinan, 1 minggu sesudah persalinan 

· NVP dosis tunggal pada awal persalinan 


4 

Odha hamil dengan indikasi ART, tetapi belum menggunakan ARV 



AZT mulai 28 minggu + NVP dosis tunggal pada awal persalinan 

Alternatif 

· Hanya AZT mulai 28 minggu 

· AZT + 3TC mulai 36 minggu, selama persalinan, 1 minggu sesudah persalinan 

· NVP dosis tunggal pada awal persalinan 




5 

Odha hamil dengan tuberkulosis aktif 



OAT yg sesuai tetap diberikan 

Rejimen untuk ibu 

Bila pengobatan mulai trimester III: 

· AZT (d4T) + 3TC + EFV 

· Bila belum akan menggunakan ARV: 

disesuaikan dengan skenario 3 




6 

Bumil dalam masa persalinan dan tidak diketahui status HIV 





Tawarkan konseling dan testing dalam masa persalinan; atau konseling dan testing setelah persalinan (ikuti skenario 8) 

Jika hasil tes positif maka dapat diberikan : 

· NVP dosis tunggal 

· Bila persalinan sudah terjadi maka ikuti skenario 8; atau 

· AZT + 3TC pada saat persalinan dilanjutkan 1 minggu setelah persalinan 

· 


7 

Odha datang pada masa persalinan dan belum mendapat ART 

· NVP dosis tunggal ditambah 

· AZT + 3TC pada saat persalinan dilanjutkan 1 minggu setelah persalinan 





IV.4 Persalinan yang aman 

Tujuan persalinan yang aman bagi ibu dengan HIV adalah : 
Tidak terjadi penularan HIV : 

o ke janin/bayi 

o ke tim penolong (medis dan non medis) 

o ke pasien lainnya 
Kondisi ibu baik sesudah melahirkan 
Efektif dan efisien 

Sebagian besar penularan HIV dari ibu ke bayi terjadi pada saat persalinan. Hal ini terjadi akibat : 
Tekanan pada plasenta meningkat menyebabkan terjadinya sedikit percampuran antara darah ibu dan darah bayi. 
Lebih sering terjadi jika plasenta meradang atau terinfeksi. 
Bayi terpapar darah dan lendir ibu di jalan lahir. 
Bayi mungkin juga terinfeksi karena menelan darah ataupun lendir ibu. 



IV.5 Pilihan asupan bagi bayi yang lahir dari ibu dengan HIV positif. 

1. Ibu dengan status HIV negatif atau status HIV tak diketahui 

· ASI eksklusif untuk usia 6 bulan pertama 

· Makanan padat yang aman, sesuai, dan ASI diteruskan hingga 2 tahun. 

· Dorong ibu untuk relaktasi bila ibu belum menyusui. 

2. Ibu dengan status HIV positif 

· Tersedia pengganti ASI yang memenuhi syarat AFASS (affordable, feasible, acceptable, sustainable, safe). 

· Bila kondisi AFASS tidak terpenuhi, maka dapat dipertimbangkan pemberian ASI eksklusif yang jangka pemberiannya singkat atau alternatif ASI lainnya, yaitu: 

o Pasteurisasi/memanaskan ASI perah ibu. 

o Mencari Ibu Susu (perempuan lain untuk menyusui bayinya) yang telah dibuktikan HIV negatif. 



Pemberian ASI bagi bayi dari ibu dengan HIV positif . Ibu dengan HIV positif dapat memilih menyusui bayinya bila: 

· Pengganti ASI tidak dapat memenuhi syarat AFASS. 

· Kondisi sosial ekonominya tidak memungkinkan untuk mencari Ibu Susu atau memanaskan ASI perahnya sendiri. 

· Memahami teknik menyusui yang benar untuk menghindarkan peradangan payudara (mastitis) dan lecet pada puting yang dapat mempertinggi resiko bayi tertular HIV. 

Cara Menyusui yang dianggap aman : 

· ASI eksklusif selama 6 bulan pertama atau hingga tercapainya AFASS. 

· Jangka waktu laktasi singkat – 6 bulan dengan penghentian cepat 

· Safe sex practices selama laktasi untuk mencegah infeksi atau re-infeksi 

· Manajemen laktasi yang baik (pelekatan dan posisi menyusui yang benar serta semau bayi/tidak dijadwal) untuk mencegah mastitis. Usahakan proses menyusui sedini mungkin begitu bayi lahir untuk mencegah teknik pelekatan yang salah sehingga puting ibu lecet. 

· Hanya bagi ibu dengan hitung CD4 tinggi 

· Ibu tidak boleh menyusui bila terdapat luka/lecet pada puting, karena akan menyebabkan HIV masuk ke tubuh bayi. . 

Teknik menyusui yang benar, ibu harus diajarkan teknik menyusui yang benar untuk menghindarkan terjadinya mastitis dan lecet pada payudara. Teknik menyusui terdiri dari posisi menyusui, dan cara pelekatan bayi pada payudara. Untuk menghindari lecet puting, dianjurkan menggunakan pelindung putting (nipple shield). Posisi Menyusuin yang benar sebagai berikut ini: 
Kepala dan badan bayi berada dalam satu garis lurus. 
Wajah bayi harus menghadap payudara dengan hidung berhadapan dengan puting. 
Ibu harus memeluk badan bayi dekat dengan badannya. 
Jika bayi baru lahir, ibu harus menyangga seluruh badan bayi - bukan hanya kepala dan bahu. 

ADS HERE !!!

Newer Post
Older Post
Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

Popular Posts

  • CODIPRONT (Codeine, Phenyltoloxamine)
    CODIPRONT (Codeine, Phenyltoloxamine)  Obat batuk dengan efek jangka panjang 10 – 12 jam  KOMPOSISI  Codipront Kapsul  Tiap Kapsul mengandun...
  • GARAMYCIN Krim, Salep (Gentamicin Sulfate)
    GARAMYCIN Krim, Salep (Gentamicin Sulfate)  Obat Generik : Gentamicin / Gentamisin Sulfat Obat Bermerek : Balticin, Bioderm, Dermabiotik, De...
  • Jenis - Jenis Obat Kortikosteroid
    Obat Kortikosteroid  Oradexon Tablet dan Injeksi ORADEXON Tablet, Suntik (Dexamethasone / Deksametason) Obat Generik : Dexamethasone...
  • BACTROBAN Krim / Salep Kulit (Mupirocin)
    Nama Obat Generik : Mupirocin / Mupirosin  Nama Obat Bermerek : Bactroban  KOMPOSISI / KANDUNGAN  Tiap 1 gram Bactroban Krim mengandung Mupi...
  • Contoh Latar Belakang Manajemen
    A.     Latar Belakang Manajemen  Sesungguhnya mulai kapan teori manajemen itu ada? Yaitu mulai sejak para pelaku usaha berkecimpung memi...
My Ping in TotalPing.com
My Ping in TotalPing.com

Labels

  • Cara Mengatasi Penyakit
  • Dunia Kesehatan
  • Hukum pidana
  • Manajemen

Popular Posts

  • CODIPRONT (Codeine, Phenyltoloxamine)
    CODIPRONT (Codeine, Phenyltoloxamine)  Obat batuk dengan efek jangka panjang 10 – 12 jam  KOMPOSISI  Codipront Kapsul  Tiap Kapsul mengandun...
  • GARAMYCIN Krim, Salep (Gentamicin Sulfate)
    GARAMYCIN Krim, Salep (Gentamicin Sulfate)  Obat Generik : Gentamicin / Gentamisin Sulfat Obat Bermerek : Balticin, Bioderm, Dermabiotik, De...

Pages

  • Home
Copyright © 2015 Tujuan I - Pendidikan Online . All rights reserved. My Notes Template. Simple Default Template edited by RT Media ™. Powered by Login