• Home
  • About
  • Contact
  • Sitemap
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Advertise
Tujuan I -  Pendidikan Online

Ahok Djarot Pilkada DKI

  • AHOK DJAROT PILKADA DKI
  • Home
  • DUNIA KESEHATAN
  • HUKUM PIDANA
  • MANAJEMEN
  • DAFTAR OBAT MUNTAH
  • SURAT LAMARAN KERJA
  • ▼
Home → Karakter Anatomi Lateks → Karakter Anatomi Lateks

Karakter Anatomi Lateks

Unknown
Karakter Anatomi Lateks
Thursday, April 16, 2015
Karakter Anatomi Lateks.Pada mikroskop elektron dapat dilihat partikel lateks yang rusak akan mengeluarkan lateks (Southorn, 1961). Jika penampang melintang tanaman karet dipelajari, bagian tengah terdapat jaringan kayu (xylem) yang dilapisi oleh kambium. Pada bagian luar dijumpai kulit lunak yang menyusul kulit keras pada kulit luar sel gabus sebagai lapisan terakhir. Di dalam kulit lunak tersebut terdapat sederetan pembuluh tapis atau floem yang berdiri agak condong ke kanan.

Gills dan Suharto (1976) menyatakan bahwa semakin dekat dengan kambium maka aliran pembuluh semakin kecil dengan ukuran 30 mikron. Baik ketebalan asli maupun jumlah baris pembuluh lateks yang ada di dalam semakin meningkat dan bertambahnya usia tanaman. Jumlah baris pembuluh lateks pada prinsipnya merupakan cirri khas suatu klon tetapi perkembangannya tergantung pada tingkat pertumbuhan tanaman yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kepadatan tanaman dan status hara dan juga oleh klon.

Lateks segar yang diperoleh dari hasil sadapan mempunyai pH 6,5. Agar dapat terjadi penggumpalan atau koagulasi, pH yang mendekati netral tersebut harus diturunkan sampai pH 4,7.

Seperti yang telah dijelaskan lateks berasal dari partikel karet yang dilapisi protein dan fosfolipid. Protein ini akan memberikan muatan negatif yang mengelilingi partikel karet sehingga mencegah terjadinya interaksi antara sesama partikel karet, dengan demikian sistem koloid lateks akan tetap stabil. Namun dengan adanya mikroorganisme maka protein yang terdapat dalam partikel karet akan rusak dan terjadilah interaksi antara partikel karet membentuk flokulasi atau gumpalan. Pembekuan atau koagulasi bertujuan untuk mempersatukan (merapatkan) butir-butir karet yang terdapat dalam cairan lateks, supaya menjadi suatu gumpalan atau koagulum. Untuk membuat koagulum ini, lateks perlu dibubuhi bahan pembeku (koagulan) seperti asam semut atau asam cuka.

Di dalam proses penggumpalan lateks, terjadi perubahan sol ke gel dengan pertolongan zat penggumpal. Pada sol karet terdispersi di dalam serum, tetapi pada gel karet di dalam lateks. Penggumpalan dapat terjadi dengan penambahan asam (menurunkan pH), sehingga koloid karet mencapai titik isoelektrik dan terjadilah penggumpalan.

Peranan pH sangat menentukan mutu karet. Penggumpalan pada pH yang sangat rendah mengakibatkan warna karet semakin gelap dan nilai modulus karet semakin rendah. Sebaliknya keuntungannya, masa pemeraman singkat dan PRI dapat dipertahankan setinggi mungkin. Penambahan elektrolit yang bermuatan positif juga dapat menetralkan muatan negatif dari partikel karet dan menggumpalkan karet.

Pengamatan kecepatan aliran lateks dimaksudkan untuk mengetahui pola aliran lateks. Pada awalnya aliran lateks mengalir cepat, kemudian lambat dan akhirnya berhenti. Lambat cepatnya aliran lateks sewaktu disadap berpengaruh terhadap tinggi rendahnya produksi. Semakin cepat dan lama lateks mengalir, maka hasil lateksnya semakin tinggi. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, ternyata pola aliran lateks itu berbeda-beda setiap klon. kecepatan aliran akan menggambarkan aliran lateks per satuan waktu per panjang alur sadap yang dilalui. Kecepatan aliran lateks berkorelasi positif dengan produksi.

Satu hal yang perlu diperhatikan dalam penyadapan adalah hari hujan. “Kalau hujan, otomatis tidak bisa menyadap,” cetus Chairil. Ia menambahkan, batang yang basah karena hujan yang turun sekitar dua jam sebelum waktu penyadapan, misalnya, juga tak mungkin disadap. “Air masih mengalir pada batang. Kalau tidak tertahan, air akan masuk ke mangkok, lateks akan jadi bubur dan rusak,” tambahnya.
ADS HERE !!!

Newer Post
Older Post
Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

Popular Posts

  • CODIPRONT (Codeine, Phenyltoloxamine)
    CODIPRONT (Codeine, Phenyltoloxamine)  Obat batuk dengan efek jangka panjang 10 – 12 jam  KOMPOSISI  Codipront Kapsul  Tiap Kapsul mengandun...
  • GARAMYCIN Krim, Salep (Gentamicin Sulfate)
    GARAMYCIN Krim, Salep (Gentamicin Sulfate)  Obat Generik : Gentamicin / Gentamisin Sulfat Obat Bermerek : Balticin, Bioderm, Dermabiotik, De...
  • Jenis - Jenis Obat Kortikosteroid
    Obat Kortikosteroid  Oradexon Tablet dan Injeksi ORADEXON Tablet, Suntik (Dexamethasone / Deksametason) Obat Generik : Dexamethasone...
  • BACTROBAN Krim / Salep Kulit (Mupirocin)
    Nama Obat Generik : Mupirocin / Mupirosin  Nama Obat Bermerek : Bactroban  KOMPOSISI / KANDUNGAN  Tiap 1 gram Bactroban Krim mengandung Mupi...
  • Contoh Latar Belakang Manajemen
    A.     Latar Belakang Manajemen  Sesungguhnya mulai kapan teori manajemen itu ada? Yaitu mulai sejak para pelaku usaha berkecimpung memi...
My Ping in TotalPing.com
My Ping in TotalPing.com

Labels

  • Cara Mengatasi Penyakit
  • Dunia Kesehatan
  • Hukum pidana
  • Manajemen

Popular Posts

  • CODIPRONT (Codeine, Phenyltoloxamine)
    CODIPRONT (Codeine, Phenyltoloxamine)  Obat batuk dengan efek jangka panjang 10 – 12 jam  KOMPOSISI  Codipront Kapsul  Tiap Kapsul mengandun...
  • GARAMYCIN Krim, Salep (Gentamicin Sulfate)
    GARAMYCIN Krim, Salep (Gentamicin Sulfate)  Obat Generik : Gentamicin / Gentamisin Sulfat Obat Bermerek : Balticin, Bioderm, Dermabiotik, De...

Pages

  • Home
Copyright © 2015 Tujuan I - Pendidikan Online . All rights reserved. My Notes Template. Simple Default Template edited by RT Media ™. Powered by Login