• Home
  • About
  • Contact
  • Sitemap
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Advertise
Tujuan I -  Pendidikan Online

Ahok Djarot Pilkada DKI

  • AHOK DJAROT PILKADA DKI
  • Home
  • DUNIA KESEHATAN
  • HUKUM PIDANA
  • MANAJEMEN
  • DAFTAR OBAT MUNTAH
  • SURAT LAMARAN KERJA
  • ▼
Home → Aksioma → AHP didasarkan atas 3 aksioma utama yaitu :

AHP didasarkan atas 3 aksioma utama yaitu :

Unknown
Aksioma
Friday, June 14, 2013
1. Aksioma Resiprokal 

Aksioma ini menyatakan jika PC (EA,EB) adalah sebuah perbandingan berpasangan antara elemen A dan elemen B, dengan memperhitungkan C sebagai elemen parent, menunjukkan berapa kali lebih banyak properti yang dimiliki elemen A terhadap B, maka PC (EB,EA)= 1/ PC (EA,EB). Misalnya jika A 5 kali lebih besar daripada B, maka B=1/5 A. 


2. Aksioma Homogenitas 

Aksioma ini menyatakan bahwa elemen yang dibandingkan tidak berbeda terlalu jauh. Jika perbedaan terlalu besar, hasil yang didapatkan mengandung nilai kesalahan yang tinggi. Ketika hirarki dibangun, kita harus berusaha mengatur elemen-elemen agar elemen tersebut tidak menghasilkan hasil dengan akurasi rendah dan inkonsistensi tinggi. 



3. Aksioma Ketergantungan 

Aksioma ini menyatakan bahwa prioritas elemen dalam hirarki tidak bergantung pada elemen level di bawahnya. Aksioma ini membuat kita bisa menerapkan prinsip komposisi hirarki. 


Kelebihan dan Kekurangan dalam Metode AHP 


Kelebihan 

1. Struktur yang berhierarki sebagai konskwensi dari kriteria yang dipilih sampai pada sub-sub kriteria yang paling dalam. 



2. Memperhitungkan validitas sampai batas toleransi inkonsentrasi sebagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan. 



3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan. 



Metode “pairwise comparison” AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang diteliti multi obyek dan multi kriteria yang berdasar pada perbandingan preferensi dari tiap elemen dalam hierarki. Jadi model ini merupakan model yang komperehensif. Pembuat keputusan menetukan pilihan atas pasangan perbandingan yang sederhana, membengun semua prioritas untuk urutan alternatif. “ Pairwaise comparison” AHP mwenggunakan data yang ada bersifat kualitatif berdasarkan pada persepsi, pengalaman, intuisi sehigga dirasakan dan diamati, namun kelengkapan data numerik tidak menunjang untuk memodelkan secara kuantitatif. 
Kelemahan 



1. Ketergantungan model AHP pada input utamanya. 

Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru. 



2. Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik 

sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk 


Tahapan Dalam Metode AHP 

Langkah-langkah AHP 

Langkah – langkah dan proses Analisis Hierarki Proses (AHP) adalah sebagai berikut 

1. Memdefinisikan permasalahan dan penentuan tujuan. Jika AHP digunakan untuk memilih alternatif atau menyusun prioriras alternatif, pada tahap ini dilakukan pengembangan alternatif. 

2. Menyusun masalah kedalam hierarki sehingga permasalahan yang kompleks dapat ditinjau dari sisi yang detail dan terukur. 

3. Penyusunan prioritas untuk tiap elemen masalah pada hierarki. Proses ini menghasilkan bobot atau kontribusi elemen terhadap pencapaian tujuan sehingga elemen dengan bobot tertinggi memiliki prioritas penanganan. Prioritas dihasilkan dari suatu matriks perbandinagan berpasangan antara seluruh elemen pada tingkat hierarki yang sama. 

4. Melakukan pengujian konsitensi terhadap perbandingan antar elemen yang didapatan pada tiap tingkat hierarki. 



Sedangkan langkah-langkah “pairwise comparison” AHP adalah 

1. Pengambilan data dari obyek yang diteliti. 

2. Menghitung data dari bobot perbandingan berpasangan responden dengan metode 

“pairwise comparison” AHP berdasar hasil kuisioner. 

3. Menghitung rata-rata rasio konsistensi dari masing-masing responden. 

4. Pengolahan dengan metode “pairwise comparison” AHP. 

5. Setelah dilakukan pengolahan tersebut, maka dapat disimpulkan adanya konsitensi dengan tidak, bila data tidak konsisten maka diulangi lagi dengan pengambilan data seperti semula, namun bila sebaliknya maka digolongkan data terbobot yang selanjutnya dapat dicari nilai beta (b). 
Contoh Kasus 



Adi berulang tahun yang ke-17, Kedua orang tuanya janji untuk membelikan sepeda motor sesuai yang di inginkan Adi. Adi memiliki pilihan yaitu motor Ninja, Tiger dan Vixsion . Adi memiliki criteria dalam pemilihan sepeda motor yang nantinya akan dia beli yaitu : sepeda motornya memiliki desain yang bagus, berkualitas serta irit dalam bahan bakar. 

Penyelesaian 

1. Tahap pertama 

Menentukan botot dari masing – masig kriteria. 


Desain lebih penting 2 kali dari pada Irit 


Desain lebih penting 3 kali dari pada Kualitas 


Irit lebih penting 1.5 kali dari pada kualitas 

Pair Comparation Matrix

Kriteria
Desain
Irit
Kualitas
Priority Vector
Desain
1
2
3
0,5455
Irit
0,5
1
1,5
0,2727
Kualitas
0,333
0,667
1
0,1818
Jumlah
1,833
3,667
5,5
1,0000
Pricipal Eigen Value (lmax)

3,00
Consistency Index (CI)

0
Consistency Ratio (CR)

0,0%

Dari gambar diatas, Prioity Vector (kolom paling kanan) menunjukan bobot dari masing-masing kriteria, jadi dalam hal ini Desain merupakan bobot tertinggi/terpenting menurut Adi, disusul Irit dan yang terakhir adalah Kualitas.
Cara membuat table seperti di atas
  1. Untuk perbandingan antara masing – masing kriteria berasal dari bobot yang telah di berikan ADI pertama kali.
  2. Sedangkan untuk Baris jumlah, merupakan hasil penjumalahan vertikal dari masing – masing kriteria.
  3. Untuk Priority Vector  di dapat dari  hasil penjumlahan dari semua sel disebelah Kirinya (pada baris yang sama) setelah terlebih dahulu dibagi dengan  Jumlah yang ada dibawahnya, kemudian hasil penjumlahan tersebut dibagi dengan angka 3.
  4. Untuk mencari Principal Eigen Value (lmax)
Rumusnya adalah menjumlahkan  hasil perkalian antara sel pada baris jumlah dan sel pada kolom Priority Vector
  1. Menghitung Consistency Index (CI) dengan rumus
CI = (lmax-n)/(n-1)
  1. Sedangkan untuk menghitung nilai  CR
  2. Menggunakan rumuas CR = CI/RI , nilai RI didapat dari
n
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
RI
0
0
5,8
0,9
1,12
1,24
1,32
1,41
1,45
1,49

Jadi untuk n=3, RI=0.58. 
Jika hasil perhitungan  CR lebih kecil atau sama dengan 10% ,  ketidak konsistenan masih bisa diterima, sebaliknya jika lebih besar dari 10%, tidak bisa diterima.
2.     Tahap Kedua
Kebetulan teman ADI memiliki teman yang memiliki motor yang sesuai dengan pilihan ADI. Setelah Adi mencoba motor temannya tersebut adi memberikan penilaian ( disebut sebagai pair-wire comparation)
Desain lebih penting 2 kali dari pada Irit
Desain lebih penting 3 kali dari pada Kualitas
Irit lebih penting 1.5 kali dari pada kualitas

Ninja  4 kali desainnya lebih baik daripada tiger
Ninja  3 kali desainnya lebih baik dari pada vixsion
tiger 1/2 kali desainnya lebih baik dari pada Vixsion

Ninja 1/3 kali lebih irit daripada tiger
Ninja 1/4 kali  lebih irit dari pada vixsion
tiger 1/2 kali lebih irit dari pada Vixsion

Berdasarkan penilaian tersebut maka dapat di buat table (disebut Pair-wire comparation matrix)
Desain
Ninja
Tiger
Vixsion
Priority Vector
Ninja
1
4
3
0,6233
Tiger
0,25
1
0,5
0,1373
Vixsion
0,333
2
1
0,2394
Jumlah
1,583
7
4,5
1,0000
Pricipal Eigen Value (lmax)

3,025
Consistency Index (CI)


0,01
Consistency Ratio (CR)


2,2%

Irit
Ninja
Tiger
Vixsion
Priority Vector
Ninja
1
0,333
0,25
0,1226
Tiger
3
1
0,5
0,3202
Vixsion
4
2
1
0,5572
Jumlah
8
3,333
1,75
1,0000
Pricipal Eigen Value (lmax)

3,023
Consistency Index (CI)


0,01
Consistency Ratio (CR)


2,0%

Irit
Ninja
Tiger
Vixsion
Priority Vector
Ninja
1,00
0,010
0,10
0,0090
Tiger
100,00
1,00
10,0
0,9009
Vixsion
10,00
0,100
1,0
0,0901
Jumlah
111,00
1,11
11,10
1,0000
Pricipal Eigen Value (lmax)

3
Consistency Index (CI)


0
Consistency Ratio (CR)


0,0%

3.     Tahap ketiga
Setelah mendapatkan bobot untuk ketiga kriteria dan skor untuk masing-masing kriteria bagi ketiga motor pilihannya, maka langkah terakhir adalah menghitung total skor untuk ketiga motor tersebut.  Untuk itu ADI akan merangkum semua hasil penilaiannya tersebut dalam bentuk tabel yang disebut Overall composite weight, seperti berikut.


Overall composit weight
weight
Ninja
Tiger
Vixsion
Desain
0,5455
0,6233
0,1373
0,2394
Irit
0,2727
0,1226
0,3202
0,5572
Kualitas
0,1818
0,0090
0,9009
0,0901
Composit Weight

0,3751
0,3260
0,2989

Cara membuat Overall Composit weight adalah
·  Kolom Weight diambil dari kolom Priority Vektor dalam matrix Kriteria.
·  Ketiga kolom lainnya (Ninja, Tiger dan Vixsion) diambil dari kolom Priority Vector ketiga matrix Desain, Irit dan Kualitas.
·  Baris Composite Weight diperoleh dari jumlah hasil perkalian sel diatasnya dengan weight. 
Berdasarkan table di atas maka dapat di ambil kesimpulan bahwa yang memiliki skor paling tinggi adalah Ninja yaitu 0,3751 , sedangkan disusul tiger dengan skor 0,3260 dan yang terakhir adalah Vixsion dengan skor 0,2989. Akhirnya Adi akan membeli motor Ninja



ADS HERE !!!

Newer Post
Older Post
Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

Popular Posts

  • CODIPRONT (Codeine, Phenyltoloxamine)
    CODIPRONT (Codeine, Phenyltoloxamine)  Obat batuk dengan efek jangka panjang 10 – 12 jam  KOMPOSISI  Codipront Kapsul  Tiap Kapsul mengandun...
  • GARAMYCIN Krim, Salep (Gentamicin Sulfate)
    GARAMYCIN Krim, Salep (Gentamicin Sulfate)  Obat Generik : Gentamicin / Gentamisin Sulfat Obat Bermerek : Balticin, Bioderm, Dermabiotik, De...
  • Jenis - Jenis Obat Kortikosteroid
    Obat Kortikosteroid  Oradexon Tablet dan Injeksi ORADEXON Tablet, Suntik (Dexamethasone / Deksametason) Obat Generik : Dexamethasone...
  • BACTROBAN Krim / Salep Kulit (Mupirocin)
    Nama Obat Generik : Mupirocin / Mupirosin  Nama Obat Bermerek : Bactroban  KOMPOSISI / KANDUNGAN  Tiap 1 gram Bactroban Krim mengandung Mupi...
  • Contoh Latar Belakang Manajemen
    A.     Latar Belakang Manajemen  Sesungguhnya mulai kapan teori manajemen itu ada? Yaitu mulai sejak para pelaku usaha berkecimpung memi...
My Ping in TotalPing.com
My Ping in TotalPing.com

Labels

  • Cara Mengatasi Penyakit
  • Dunia Kesehatan
  • Hukum pidana
  • Manajemen

Popular Posts

  • CODIPRONT (Codeine, Phenyltoloxamine)
    CODIPRONT (Codeine, Phenyltoloxamine)  Obat batuk dengan efek jangka panjang 10 – 12 jam  KOMPOSISI  Codipront Kapsul  Tiap Kapsul mengandun...
  • GARAMYCIN Krim, Salep (Gentamicin Sulfate)
    GARAMYCIN Krim, Salep (Gentamicin Sulfate)  Obat Generik : Gentamicin / Gentamisin Sulfat Obat Bermerek : Balticin, Bioderm, Dermabiotik, De...

Pages

  • Home
Copyright © 2015 Tujuan I - Pendidikan Online . All rights reserved. My Notes Template. Simple Default Template edited by RT Media ™. Powered by Login