A.
Wewenang
1. Arti Wewenang
(Authority)
Beberapa definisi wewenang menurut beberapa pakar yaitu:
a.
Drs.
Malayu S.P Hasibuan “wewenang adalah kekuasaan yang sah dan legal yang dimiliki
seseorang untuk memerintah orang lain, berbuat atau tidak berbuat sesuatu”.
b.
Louis
A. Allen “wewenang adalah sejumlah kekuasaan (powers) dan hak (rights) yang
didelegasikan pada suatu jabatan”.
c.
G.R
Terry “wewenang adalah kekuasaan resmi dan kekuasaan pejabat untuk menyuruh
pihak lain, supaya bertindak dan taat kepada pihak yang memiliki wewenang itu”.
d.
R.C
Davis “wewenang adalah hak yang cukup yang memungkinkan seseorang dapat
menyelesaikan suatu tugas kewajiban tertentu”.
e.
Henry
Fayol “wewenang adalah hak untuk memerintah (dalam organisasi formal) dan
kekuatan (power) membuat manajer dipatuhi dan ditaati”.
Jenis-jenis wewenang (Authority) yaitu:
1.
Line authority (wewenang garis) adalah kekuasaan, hak dan tanggung jawab langsung berada pada seseorang atas tercapainya
tujuan. Dalam struktur organisasi disimbolkan dengan garis ( ).
2. Staff authority (wewenang staf) adalah
kekuasaan dan hak “hanya” untuk memberikan data, informasi dan saran-saran saja
untuk membantu lini supaya bekerja efektif dalam mencapai tujuan. Dalam
struktur organisasi disimbolkan dengan garis putus-putus ( ).
3. Functional authority (wewenang fungsional)
adalah kekuasaan seorang manajer adalah karena proses-proses, praktek-praktek,
kebijakan-kebijakan tertentu atau soal-soal lain yang berhubungan dengan
pelaksanaan kegiatan-kegiatan oleh pegawai-pegawai lain dalam bagian-bagian
lain pula. Dalam struktur organisasi
disimbolkan dengan garis terputus-putus dan titik-titik ( ).
4. Personality authority (wewenang
wibawa) adalah kewibawaan seseorang adalah karena kecakapan, perilaku,
ketangkasan dan kemampuan, sehingga disegani oleh kawan atau lawan.
2.
Sumber-Sumber Wewenang (Authority)
a. formal
authority theory (Teori wewenang formal) ; wewenang yang dimiliki seseorang
bersumber dari barang-barang yang dimilikinya, sebagaimana yang diatur oleh
undang-undang, hukum, dan hukum adat dari lembaga tersebut.
b. Acceptance
authority theory (Teori penerimaan wewenang) ; wewenang seseorang dari
penerimaan, kepatuhan dan pengakuan para bawahan terhadap perintah dan
kebijakan-kebijakan atas kuasa yang dipegangnya.
c. Authority
of the situation (wewenang diperoleh seseorang karena situasi) ; wewenang
seseorang bersumber dari situasi, dimana keadaan darurat atau kejadian-kejadian
luar biasa yang mana seseorang mengambil alih kekuasaan untuk menghadapi
situasi-situasi tersebut.
d. Position
authority (wewenang karena posisi / jabatan dalam organisasi) ; wewenang yang
diperoleh seesorang bersumber dari posisi/kedudukan superior yang dijabatnya di
dalam organisasi yang bersangkutan.
e. Technical
authority (wewenang teknis) ; wewenang seseorang/operator bersumber dari komputer
yang dipakai untuk memproses data.
f. Yuridis
authority (wewenang hukum) ; wewenang
itu diperoleh seseorang karena undang-undang / hukum.
B.
Tanggung jawab
Tanggung jawab (responsibility) adalah keharusan untuk melakukan semua
kewajiban/tugas-tugas yang dibebankan kepadanya sebagai akibat dari wewenang
yang diterima atau dimilikinya. Tanggung
jawab timbul karena adanya hubungan antara atasan (delegator) dan bawahan
(deleget), dimana atasan memberi sebagian wewenang / pekerjaannya kepada
bawahannya untuk dikerjakan. Perusahaan selalu terkait dengan perusahaan-perusahaan
lainnya yang berada dalam lingkungan sistem sosial, maka top manajer / manajer
puncak suatu perusahaan khususnya harus bertanggung jawab kepada:
1. pemilik
perusahaan
2. karyawan
perusahaan
3. pemerintah
dan konsumen
C.
Delegasi
Wewenang
Delegasi wewenang adalah proses dimana para manajer
mengalokasikan wewenang ke bawah kepada orang-orang yang melapor kepadanya. Mengapa
manajer gagal mendelegasikan? Delegasi
adalah faktor kritis bagi manajemen yang efektif, tetapi manejer banyak gagal
dalam delegasi, alasan-alasan tersebut antara lain:
1.
Manajer
merasa lebih bila mereka tetap mempertahankan hak pembuatan keputusan.
2.
Manajer
tidak bersedia menghadapi-menghadapi risiko bahwa bawahannya akan melaksanakan
wewenangnya dengan salah atau gagal.
3.
Manajer
kurang mempunyai kepercayaan akan kemampuan bawahannya.
4.
Manajer
takut bahwa bawahan akan melaksanakan tugasnya dengan efektif sehingga
posisinya sendiri terancam
Mengapa bawahan tidak menerima delegasi?
1.
Delegasi
berarti bawahan menerima tambahan tanggung jawab dan akuntabilitas.
2.
Selalu
ada perasaan bahwa bawahan akan melaksanakan wewenang barunya dengan salah dan
menerima kritik.
3.
Banyak
bawahan kurang mempunyai kepercayaan diri dan merasa tertekan bila dilimpahi
wewenang pembuatan keputusan yang lebih besar.
D.
Sentralisasi Versus Desentralisasi
Desentralisasi adalah konsep dasar yang lebih luas dan
berhubungan dengan seberapa jauh manajemen puncak mendelegasikan wewenang ke
bawah ke divisi-divisi, cabang-cabang atau satuan-satuan organisasi tingkat
lebih bawah lainnya. Sentralisasi adalah pemusatan kekuasaan dan wewenang
pada tingkatan atas suatu organisasi.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi derajat desentralisasi:
1.
Filsafat
manajemen ; banyak manajer puncak yang sangat otokratik dan menginginkan
pengawasan pusat yang kuat.
2.
Ukuran
dan tingkat pertumbuhan organisasi ; organisasi tidak mungkin efisien bila
semua wewenang pembuatan keputusan ada pada satu atau beberapa manajer puncak
saja.
3.
Strategi
dan lingkungan organisasi ; strategi organisasi akan mempengaruhi tipe pasar,
lingkungan teknologi, dan persaingan yang harus dihadapinya.
4.
Penyebaran
geografis organisasi ; semakin menyebar satuan-satuan organisasi secara
geografis, organisasi akan cenderung melakukan desentralisasi, karena pembuatan
keputusan akan lebih sesuai dengan kondisi lokal masing-masing.
5.
Tersedianya
peralatan pengawasan yang efektif
6.
Kualitas
manajer ; desentralisasi membutuhkan manajer yang berkualitas, karena mereka
harus membuat keputusan sendiri.
7.
Keanekaragaman
produk dan jasa ; semakin beranekaragam produk/jasa yang ditawarkan, organisasi
cenderung melakukan desentralisasi.
8.
Karakteristik-karakteristik
organisasi lainnya ; biaya dan risiko yang berhubungan dengan pembuatan
keputusan, pertumbuhan organisasi, kemampuan manajemen bawah.