Integrasi Percakapan (Discourse Integration)
Untuk memahami kalimat (Rich and Knight, 1991, p415), diperlukan konteks percakapan dan pragmatik dimana kalimat dipisahkan ke dalam komponen-komponennya.
Ada beberapa relasi penting sehubungan dalam konteks percakapan, yaitu:
• Bagian dari aksi
Sebagai bagian dari pencapaian kalimat aksi yang lain. Contoh : Edi pergi ke kantor.
Ia berangkat menumpang temannya.
• Entitas yang terlibat dalam aksi
Contoh : Dompetnya kemarin kecurian.
Mereka mengambil uangnya. Kata 'mereka' mengacu pada maling.
• Entitas yang identik
Entitas dari suatu kalimat yang mengacu pada kalimat sebelumnya.
Contoh :Aswin memiliki jaket hitam.
Astri ingin meminjamnya. 'nya' dalam kalimat kedua secara identik mengacu pada jakey hitam. Acuan seperti ini disebut anaphoric reforences atau
anaphora.
• Bagian dari entitas
Entitas merupakan bagian dari entitas lainnya.
Contoh : Astri memakai jaket yang baru dipinjamnya.
Jaketnya benar-benar bagus.
'jaketnya' seharusnya dikenali sebagai bagian dari jaket yang baru dipinjam.
• Anggota himpunan
Suatu frasa dalam suatu kalimat dapat merupakan anggota dari himpunan yang terdapat dalam kalimat lain.
Contoh : Laras membawa coklat, permen dan es krim.
Rayen memakan coklat.
Frasa coklat dijelaskan pada kalimat sebelumnya.
• Penamaan individu
Nama dari individu yang khusus walaupun mengacu pada banyak individu.
Contoh : Bunda pergi berbelanja.
• Paksaan
Contoh : Silahkan pergi dari sini!
Kalimat diatas bermaksud bahwa pendengarnya harus meninggalkan tempat tersebut.
• Hubungan kausal
Peristiwa yang mengakibatkan peristiwa lain I saling ketergantungan.
Contoh : Besok adalah hari raya Idul Fitri.
Besok toko-toko banyak yang tutup.
• Urutan perencanaan
Contoh : Laras ingin membeli hadiah ulang tahun buat ibunya.
Ia menabung sebagian dari uangjajannya.
Laras berkeinginan membeli hadiah untuk ibunya pada hari ulang tahun oleh karena itu ia menabung.
• Presupposisi implicit
Anggapan yang tersirat dalam suatu kalimat.
Analisa Pragmatik (Pragmatic Analysis)
Pemrosesan pragmatik tidak dapat dipisahkan dari pemrosesan discourse. Keduanya saling terkait dalam memproses makna dari suatu kalimat. Pemrosesan pragmatik lebih menitikberatkan dalam pengertian dan pemahaman suatu kalimat. Menurut Rich dan Knight (1991, p417) ada lima teknik yang dapat digunakan, yaitu:
1. Pemusatan dalam pemahaman.
Ada dua bagian penting dalam pengganaan pengetahuan untuk memudahkan pemahaman:
a. Pemusatan bagian-bagian yang relevan dengan ketersediaan basis pengetahuan.
b. Menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah ambiguitas dan untuk membuat relasi dari kalimat-kalimat yang ada.
Penggunaan teknik ini ditujukan untuk lingkup pengetahuan yang besar.
2. Pemodelan pengetahuan
Untuk dapat mengintegrasikan program dalam suatu percakapan yang baik, harus dapat merepresentasikan bukan hanya pengetahuan yang diketahui, tetapi juga harus melihat dari sudut pandang pengetahuan orang lain. Untuk mengkomputasikan model kepercayaan ini, dibagi dalam dua bagian, yaitu membuat basis pengetahuan yang dapat dimengerti dari sudut pandang
3. Penggunaan goal dan rencana pemahaman
Dengan mengetahui goa! atau tujuan dari kalimat, dapat dibuat perencanaan dalam memahami kalimat tersebut.
4. Tindakan berbicara
Bahasa adalah salah satu bentuk dari tingkah laku atau kebiasaan seseorang. Digunakan untuk melengkapi goal. Dengan kata lain, membuat rencana komunikatif yang sejenis dengan rencana yang dibuat untuk hal-hal lain. Contohnya : John dapat mengusahakan goa!-nya untuk mencari lokasi pusat pelatihan renang dengan bertanya kepada orang lain daripada mencarinya sendiri di setiap lokasi.
5. Dalil-dalil percakapan
Tidak semua kalimat sesuai dengan yang diharapkan. Sebaliknya, senng menggunakan kalimat tidak langsung untuk menggantikan kalimat langsung.
• Kondisi harus dilakukan.
Contoh : A : B Tolong ambilkan minum.
A meminta B agar mengambilkan minum dan B menerima dengan menganggap A meminta tolong untuk diambilkan minum.
• Kondisi kelayakan.
Contoh:
A : Tolong huang sampah ini.
B : Mengapa kamu ingin sampah ini dibuang ?
A meminta B membuang sampah tetapi A harus mempunya1 alasan mengapa ia ingin sampah dibuang yang membuat B pantas
• Ketepatan kondisi.
Contoh:
A : Siapa yang memenangkan Iomba puisi?
B : Seseorang dengan eelana jeans berwama hitam. C : Kupikir kamu tahu semua peserta.
Respon A atas jawaban B disajikan dengan sopan bahwa jika B
tahu semua peserta, B akan menjawab dengan menyebutkan nama.