Pengertian
Pengendalian Internal
Definisi
pengendalian internal menurut Boynton, W.C., Johnson, R.N. dan Kell, W.G.
(2004:373) adalah “suatu proses yang dilaksanakan oleh dewan direksi,
manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk
menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan dalam
kategori berikut:
1. Keandalan laporan keuangan
2. Kepatuhan terhadap hukum yang berlaku
3. Efektivitas dan efisiensi operasi”
Menurut Hongren dkk (2006:372) “pengendalian intern
adalah suatu perencanaan organisasi dan semua tindakan yang terkait yang
diterapkan oleh suatu entitas untuk menjaga aktiva mendorong para karyawan
untuk mengikuti kebijakan perusahaan meningkatkan efisiensi operasi dan
memastikan keandalan pencatatan akuntansi”.
Mengacu pada Porter, Simon, dan
Hatherly (2003:242) dan Arens, Elder, dan Beasley (2012:310), secara umum,
pengendalian internal dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang dipengaruhi
oleh dewan direksi, manajemen, dan pihak yang terlibat lainnya, yang dirancang
untuk memberikan kepastian memadai yang berkaitan dengan kategori sebagai
berikut:
1.
Efektivitas
dan efisiensi dari kegiatan operasi
Pengendalian
dalam perusahaan memaksimalkan efektivitas dan efisiensi dari penggunaan sumber
daya yang dimiliki untuk membantu perusahaan dalam mencapai tujuan.
2.
Keandalan
dari pelaporan keuangan
Manajemen
memiliki tanggung jawab baik secara hukum dan profesional untuk memastikan
bahwa informasi yang disajikan dalam laporan keuangan telah disajikan secara
wajar dan sesuai dengan standar pelaporan yang ada.
3.
Kesesuaian
dengan hukum dan peraturan yang berlaku
Manajemen dari
perusahaan publik diharuskan untuk membuat
laporan atas efektivitas pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan.
Menurut Niswonger Warren Reeve Fees (2000:183),
“Pengendalian Internal (internal control) merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan,
memastikan bahwa informasi usaha akurat, dan memastikan bahwa
perundang-undangan serta peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya.”
Dan menurut M. Guy, Wayne Alderman dan Alan J. Winters
(2002:10), “Pengendalian Internal adalah alat untuk mengendalikan aktivitas
entitas guna membantu menjamin bahwa aktivitas-aktivitas yang dilakukan pada
akhirnya dapat mencapai tujuan yang diharapkan”.
Tujuan
Pengendalian Internal
Menurut I Gusti Agung Ray (2008:86) tujuan dari pengendalian internal
adalah sebagai berikut :
a) Efektifitas dan efisiensi operasi
b) Kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan, serta
c) Keandalan laporan keuangan
Komponen Pengendalian Internal
Menurut COSO yang dibahas dalam Arens, Elder,
Beasley (2012:314), pengendalian internal yang baik harus memiliki kerangka
sebagai berikut:
1.
Lingkungan
pengendalian
Lingkungan pengendalian merupakan seluruh tindakan,
kebijakan, dan prosedur yang mencerminkan perilaku manajemen puncak, para
direktur, dan para pemilik perusahaan secara keseluruhan terhadap pengendalian
internal dan pentingnya bagi entitas. Lingkungan pengendalian memiliki beberapa
subkomponen yaitu:
a)
Integritas
dan nilai etika
Integritas dan nilai etika merupakan produk dari standar etika dan
perilaku suatu entitas beserta bagaimana hal-hal tersebut dikomunikasikan dan
dilaksanakan. Integritas dan nilai etika mencakup tindakan manajemen untuk
menghilangkan atau mengurangi dorongan dan godaan yang mungkin dapat membuat
pegawai melakukan tindakan tidak jujur,
ilegal, atau tindakan yang tidak etis.
b)
Komitmen
terhadap kompetensi
Manajemen harus mempertimbangkan tingkat kompetensi untuk pekerjaan
tertentu dan bagaimana kompetensi tersebut dapat dikembangkan menjadi kemampuan
dan pengetahuan yang dibutuhkan.
c)
Partisipasi
dewan direksi atau komite audit
Dewan direksi yang efektif harus independen dan harus terus mengawasi
aktivitas manajemen perusahaan. Untuk membantu dewan direksi dalam tugas
pengawasan, dewan direksi membentuk komite audit yang bertugas untuk melakukan
pengawasan terhadap pelaporan keuangan.
d)
Filosofi
manajemen dan gaya operasi
Melalui aktivitasnya, manajemen memberikan isyarat mengenai betapa
pentingnya pengendalian internal.
e)
Struktur
organisasi
Struktur organisasi perusahaan menggambarkan alur tanggung jawab dan
wewenang. Dengan memahami struktur organisasi klien, auditor dapat memahami
elemen-elemen manajamen dan fungsional dari suatu bisnis dan dapat menilai
bagaimana pengendalian yang dilaksanakan.
f)
Kebijakan
SDM dan pelaksanaannya
Hal yang paling penting dalam pengendalian internal adalah sumber daya
manusia yang melaksanakannya. Jika seluruh pegawai berkompeten dan dapat
dipercaya, pengendalian lainnya dapat dikurangi.
2.
Penilaian
resiko
Penilaian resiko terhadap pelaporan keuangan merupakan
identifikasi dan analisis manajemen terhadap resikoyang berhubungan dengan
penyusunan laporan keuangan yang mengacu pada standar pelaporan yang berlaku.
3.
Aktivitas
pengendalian
Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan-kebijakan dan
prosedur yang membantu perusahaan dalam memastikan bahwa tindakan yang
diperlukan untuk membantu entitas dalam mencapai tujuan sudah dilaksanakan.
Lingkungan pengendalian secara umum memiliki lima tipe berikut:
a)
Pemisahan
tugas dan tanggung jawab
Ada empat hal yang harus diperhatikan dalam pemisahan tugas dan tanggung
jawab untuk mengurangi kesalahan dan kecurangan:
i.
Pemisahan
pengawasan aset dari fungsi akuntansi.
ii.
Pemisahan
otorisasi transaksi dengan fungsi pengawasan dari aset yang bersangkutan.
iii.
Pemisahan
tanggung jawab operasi dan pencatatan.
iv.
Pemisahan
bagian IT dengan penggunanya.
b)
Otorisasi
transaksi dan aktivitas
Setiap transaksi harus diotorisasi dengan benar untuk memenuhi tujuan
pengendalian.
c)
Dokumentasi
dan pencatatan
Dokumen dan pencatatan merupakan catatan yang memuat transaksi serta
mengihktisarkannya. Termasuk di dalamnya tagihan penjualan, purchase order, jurnal penjualan, dll.
d)
Pengawasan
fisik atas aset dan pencatatan
Untuk melaksanakan pengendalian yang baik, aset dan pencatatan harus
diawasi. Aset yang tidak dijaga dapat dicuri. Pencatatan yang tidak diawasi
dapat dicuri, diubah, dihancurkan, atau hilang yang mengganggu proses proses
akuntansi dan operasi bisnis.
e)
Independent check pada pekerjaan
Pemeriksaan di setiap bagian dilakukan untuk memastikan bahwa setiap
prosedur telah dilaksanakan dengan baik.
4.
Informasi
dan Komunikasi
Sistem informasi dan komunikasi akuntansi berguna untuk
memulai, mencatat, memproses, dan melaporkan
transaksi entitas dan menjaga akuntabilitas aset yang bersangkutan.
5.
Pengawasan
Aktivitas pengawasan berkaitan dengan penilaian baik secara
terus menerus maupun secara periodik terhadap kualitas pengendalian internal
yang dilakukan manajemen untuk menentukan apakah pengendalian berjalan sesuai
yang direncanakan dan dimodifikasi untuk menyesuaikan dengan keadaan secara benar.