A. PENGERTIAN
ASI Eksklusif adalah perilaku dimana kepada bayi sampai dengan umur 4 (empat) bulan hanya diberikan Air Susu Ibu (ASI) saja, tanpa makanan dan atau minuman lain kecuali sirup obat.
B. TUJUAN
Tujuan dari kegiatan ini adalah:
1. Diperolehnya peningkatan pengetahuan dan kemampuan petugas kesehatan di tingkat puskesmas dalam upaya meningkatkan penggunaan ASI di masyarakat.
2. Diperolehnya perubahan perilaku gizi masyarakat untuk selalu memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya sampai umur 4 bulan
3. Diperolehnya peningkatan angka ASI Eksklusif secara nasional menjadi 80% pada tahun 2000.
C. KEGIATAN
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kegiatan sebagai berikut:
1. Pengamatan situasi
Pengamatan situasi dilakukan melalui pengumpulan data pencapaian ASI Eksklusif, latar belakang budaya setempat, sumber daya dan sarana di puskesmas dan kelompok di tingkat kecamatan.
a. Pencapaian ASI Eksklusif
Data yang dikumpulkan adalah pencapaian ASI Eksklusif, diperoleh melalui register kohort balita dan anak pra sekolah yang tersedia di puskesmas.
Langkah-langkah kegiatan:
· merekap jumlah bayi yang mendapat ASI Eksklusif tingkat kecamatan
· memberikan penyuluhan/pembinaan pada kader dalam GNPP-ASI
· penghitungan prosentase cakupan AE1, AE2, AE3 dab AE4 berdasarkan data kohort balita dan anak pra sekolah
· membuat grafik
· menginformasikan data tersebut kepada forum lintas program, lintas sektor terkait, tokoh masyarakat, tokoh agama dan lembaga swadaya masyarakat setempat.
b. Latar belakang budaya setempat
Selain data teknis seperti pada butir (a) di atas, perlu juga diketahui data latar belakang budaya setempat mengenai ASI Eksklusif. Data yang dikumpulkan meliputi persepsi, kebiasaan, dan pola pemberian makan bayi dari masyarakat setempat. Petugas melakukan pengamatan tentang persepsi, kebiasaan dan pola pemberian makan bayi dari masyarakat setempat. Data ini diperoleh melalui wawancara secara insidentil terhadap beberapa ibu balita atau lainnya yang sedang berkunjung ke posyandu, pada saat petugas melakukan pembinaan. Jika dijumpai salah persepsi dari masyarakat misalnya ibu tidak memberikan ASI Eksklusif, ibu menghentikan ASI karena anak sakit, bayi diberi susu botol dsb. maka petugas perlu memberikan penyuluhan dan pembinaan tentang pentingnya ASI Eksklusif bagi pertumbuhan dan perkembangan balita.
c. Sumberdaya dan sarana
Disamping data di atas, juga dikumpulkan data penunjang seperti sumberdaya dan sarana yang ada di daerah. Data yang dikumpulkan meliputi biaya, jumlah dan macam tenaga, serta media penyuluhan yang tersedia di Puskesmas. Sumberdaya yang ada antara lain tenaga gizi puskesmas (TPG), Bidan atau perawat, PKK dan LSM. Sarana yang ada antara lain leaflet, booklet, dan poster yang berkaitan dengan ASI Eksklusif yang dapat dimanfaatkan untuk penyuluhan/pembinaan.
d. Kelompok-kelompok potensial
Tenaga gizi Puskesmas harus mengatahui kelompok potensial yang dapat digunakan sebagai sasaran yang strategis dalam memberikan penyuluhan dan motivasi kepada masyarakat. Kelompok ini mempunyai potensi yang cukup besar dalam memsukseskan program, oleh karena itu perlu diciptakan kerjasama yang baik antara petugas puskesmas dan kelompok potensial yang ada di kecamatan. Kelompok potensial di tingkat kecamatan antara lain PKK, Kelompok Wanita Tani (KWT) Karang Taruna, Kelompok Arisan dan Pengajian.
2. Penyebarluasan hasil pengamatan situasi
Data ASI Eksklusif, latar belakang budaya, sumberdaya dan sarana, dan kelompok potensial diinformasikan kepada berbagai pihak baik lintas program, lintas sektor terkait dalam pertemuan yang terpadu. Cara penyajian hasil dengan menggunakan grafik, peta dan diagram. Dari pertemuan tersebut diharapkan dapat dihasilkan kesepakatan tentang berbagai kegiatan yang dapat dilakukan oleh setiap program/sektor atau LSM, sehingga mereka dapat berpartisipasi untuk mempercepat pencapaian tujuan program ASI Eksklusif di Puskesmas. Melalui pertemuan tersebut juga dapat diketahui masalah yang ada dan cara pemecahannya.
3. Kegiatan Intervensi
a. Pendekatan kepada tokoh masyarakat
1). Advokasi atau pendekatan kepada pemimpin
Pendekatan kepada para pejabat, tokoh masyarakat, tokoh agama di daerah setempat diperlukan untuk meningkatkan keberhasilan KIE dalam masyarakat tentang pentingnya ASI bagi tumbuh kembang dan kecerdasan anak.
Tujuan: Agar tokoh masyarakat mengetahui dan berperan aktif dalam menggerakkan masyarakat sasaran melalui komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) sehingga pencapaian ASI Eksklusif meningkat.
2). Orientasi
Tujuan: Agar tokoh masyarakat dan tokoh agama memperoleh kesamaan persepsi tentang peranan ASI dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
Untuk orientasi dapat dilakukan sebagai berikut:
· lama orientasi 2-3 jam, terdiri dari penyampaian materi dan tanya jawab
· sarana orientasi meliputi: poster dan leaflet tentang pentingnya ASI Eksklusif dan bahaya pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) terlalu dini dan terlalu lambat
· materi orientasi meliputi beberapa aspek, diantaranya: dukungan politis pemerintah terhadap ASI Eksklusif (pencanangan penggunaan ASI oleh Bapak Presiden Suharto pada tanggal 22 Desember 1990 dengan tema: “Dengan ASI kaum ibu mempelopori peningkatan kualitas manusia Indonesia”
b. Pemberdayaan Bidan di Desa, Petugas Puskesmas dan Kader
Pemberdayaan bidan di desa dan kader dapat dilakukan melalui pelatihan guna meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam menyebarluaskan PP-ASI.
1) Pelatihan
a). Petugas Puskesmas dan Bidan di Desa
Tujuan:
(1) meningkatkan pengetahuan petugas puskesmas (tenaga pelaksana gizi/TPG) dan bidan di desa dalam memantau pemberian ASI Eksklusif
(2) melakukan penyuluhan yang tepat dan efektif sesuai hasil pemantauan
Upaya tersebut antara lain dapat dilakukan melalui:
· pengamatan situasi/latar belakang masalah sosial budaya setempat
· cara/teknik pelatihan menggunakan cara belajar orang dewasa, a.l. menggali informasi dari para peserta pelatihan tentang masalah pemberian ASI yang mereka ketahui dilapangan
· persamaan persepsi tentang cara menyusui yang baik dan benar, pentingnya kolostrum bagi kesehatan bayi dan bahayanya memberikan makanan pralakteal bagi bayi
· persamaan persepsi tentang indikator dan pemantauan ASI Eksklusif
· tanya jawab
b) Kader
Tujuan:
(1) meningkatkan pengetahuan kader dalam pemantauan kecenderungan pemberian ASI Eksklusif
(2) melakukan penyuluhan sederhana
Kepada kader diberikan pengetahuan PP-ASI seperti di atas dengan kedalaman materi yang sederhana sesuai dengan kemampuan dan tugas kader di lapangan.
2) bimbingan teknis
Tujuan: memperoleh gambaran hasil kegiatan penyuluhan dan pemantauan kegiatan PP-ASI sehingga dapat dilakukan penyesuaian dan perbaikan yang diperlukan yang diperlukan.
Bimbingan teknis dilakukan secara berjenjang dari Puskesmas pembantu, desa dan posyandu.
Hal-hal yang harus dibina:
· persamaan persepsi tentang indikator untuk pemantauan dan cara analisis pelaporan
· ketersediaan media KIE tentang ASI
c. Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain melalui penyuluhan massal, penyuluhan keluarga, penyuluhan kelompok dan penyuluhan perorangan:
1) Penyuluhan massal
Penyuluhan massal dilakukan dengan memanfaatkan sarana/budaya yang ada di masyarakat, seperti:
· media tradisional, dengan memanfaatkan budaya setempat, seperti; wayang, lenong, srimulat, dll
· media cetak, misalnya, tabloit dengan menggunakan bahasa lokal
· media elektonika, seperti radio, televisi (bila memungkinkan)
2) Penyuluhan keluarga
Dalam melakukan penyuluhan keluarga mencakup semua anggota keluarga yang berpengaruh terhadap ibu seperti: Ayah, ibu, anak, anggota keluarga lainnya (pengasuh anak, kakek, nenek, mertua).
3) Penyuluhan kelompok
Untuk penyuluhan kelompok dapat dilakukan pada:
· Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
· PKK
· Organisasi Wanita, misalnya Dharma Pertiwi, Dharma Wanita, dll
· Kelompok khusus seperti, arisan, pengajian, dll.
4) Penyuluhan perorangan
Penyuluhan perorangan dapat dilakukan kepada:
· Ibu-ibu balita
· Tokoh: Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, dll
· Pamong: Kepala dusun, Kepala desa, Camat, dll.
· Petugas: Kesehatan, BKKBN, Pertanian, Guru, dll
· Swasta dan pengusaha
Isi materi penyuluhan a.l:
· manfaat ASI Eksklusif bagi tumbuh kembang dan kecerdasan anak
· pentingnya kolostrum bagi kesehatan bayi
· pemberian ASI penting untuk kesehatan ibu, misalnya dapat menghindari kanker payudara dan untuk menjarangkan kehamilan (KB)
· meningkatkan kasih sayang antara ibu dan bayi
· bagi wanita pekerja, usahakan tetap memberikan ASI pada anaknya dengan cara khusus
· tidak memberikan makanan pralakteal
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan penyuluhan pada ibu hamil a.l:
· mengikut sertakan suami dan anggota keluarga lain yang berpengaruh seperti kakek, nenek, mertua, pengasuh anak, dll.
·
· informasikan kepada ibu hamil, jangan melakukan pengurutan payudara secara berlebihan
· lakukan pemeriksaan terhadap kelainan payudara misalnya puting datar dan puting tenggelam.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu memberikan penyuluhan a.l:
· penggunaan materi KIE yang tepat
· menggunakan bahasa sederhana yang mudah dimengerti oleh masyarakat
· melakukan persiapan tempat/ruangan
· memasang poster/leaflet di tempat yang mudah dilihat
· pesan-pesan gizi disesuaikan dengan umur bayi
· bagi ibu yang perilakunya sudah baik dalam memberikan ASI diberi pujian dan bagi yang belum sesuai diberi pengertian cara yang persuasif.
III. PEMANTAUAN ASI EKSKLUSIF
1. Indikator pemantauan
Dalam pemantauan ini pemberian ASI Eksklusif digunakan kode sebagai berikut:
AE1 = Apabila sampai berumur 1 bulan
hanya diberikan ASI saja
AE2 = Apabila sampai berumur 2 bulan
hanya diberikan ASI saja
AE3 = Apabila sampai berumur 3 bulan
hanya diberikan ASI saja
AE4 = Apabila sampai berumur 4 bulan
hanya diberikan ASI saja
2. Sasaran pemantauan
Sasaran pemantauan ASI Eksklusif adalah ibu-ibu yang melahirkan bayi pada periode Januari - Desember setiap tahun (kohort tahunan)
3. Instrumen pemantauan
Register kohort balita dan anak pra sekolah (0-72 bulan)
4. Pelaksana pemantauan
Petugas\Puskesmas
5. Waktu pemantauan
Pemantaun dilaksanakan setiap bulan sesuai kegiatan Posyandu.
6. Cara pemantauan
1) kutip kolom 11-22 (sesuai bulan pelaksanaan posyandu) register kohort balita dan anak pra sekolah (0-72 bulan)
2) rekapitulasi AE4
3) mengolah data dan menghitung proporsi AE4
4) menyajikan data dalam bentuk diagram ataupun peta
7. Pengolahan data
Rumus:
Jumlah bayi yang diberikan ASI saja sampai umur\4 bulan
(AE4)
% AE4
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
x 100% =
Jumlah seluruh bayi yang berumur 4 bulan
contoh sbb:
1) jumlah data AE4 (yaitu bayi yang hanya
diberikan ASI saja sampai umur 4 bulan) misalnya 30 orang
2) jumlah bayi yang berumur 4 bulan,
misalnya 80 orang
3) hitung persentase menyusui eksklusif
sampai bayi 4 bulan sbb:
30
Persentase AE4 =
------------------ x 100% = 50%
60
Catatan:
Cara
menghitung persentase AE1, AE2 dan AE3 sama seperti di atas. Setelah selesai
proses penghitungan, maka klasifikasikan hasil monitoring adalah sebagai
berikut:
·
warna
hijau (baik), bila persentase AE4 ³ 80%
·
warna
kuning (sedang) bila persentase AE4 antara 50% - < 80%
·
warna
merah (kurang) bila persentase AE4 < 50%
8. Penyajian data
Penyajian
data dilakukan dalam bentuk:
a) Diagram
balok
Hasil pengolahan data disajikan
berupa diagram balok dengan menggunakan warna seperti tersebut di atas.
Penyajian data diharapkan dapat menggambarkan kecenderungan situasi pemberian
ASI Eksklusif dari waktu ke waktu.