• Home
  • About
  • Contact
  • Sitemap
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Advertise
Tujuan I -  Pendidikan Online

Ahok Djarot Pilkada DKI

  • AHOK DJAROT PILKADA DKI
  • Home
  • DUNIA KESEHATAN
  • HUKUM PIDANA
  • MANAJEMEN
  • DAFTAR OBAT MUNTAH
  • SURAT LAMARAN KERJA
  • ▼
Home → Dunia Kesehatan → RESISTENSI SERANGGA TERHADAP DDT

RESISTENSI SERANGGA TERHADAP DDT

Unknown
Dunia Kesehatan
Sunday, June 23, 2013
Kartika Ishartadiati 

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya 


ABSTRAK 

Dichloro Diphenyl Trichloroethane (DDT) adalah insektisida organik sintetik yang termasuk golongan organoklorin (chlorinated hydrocarbon). DDT disintesis oleh Othmar Zeidler pada tahun 1873, namun efek insektisidanya baru ditemukan oleh Paul Muller pada tahun 1939. Oleh karena efikasinya yang sangat baik, DDT menjadi sangat terkenal di bidang pertanian dan bidang kesehatan masyarakat, dan digunakan secara luas sejak tahun 1945. Namun pada tahun 1948 sudah mulai dilaporkan terjadinya resistensi DDT pada nyamuk dan lalat. 

Kata kunci: resistensi, serangga, DDT (Dichloro Diphenyl Trichloroethane) 


INSECT RESISTANCE TO DDT 

Kartika Ishartadiati 

Lecturer Faculty of Medicine University of Wijaya Kusuma Surabaya 



ABSTRACT 

Dichloro Diphenyl Trichloroethane (DDT) is a synthetic organic insecticide which belongs to organochlorine (chlorinated hydrocarbon). DDT was synthesized by Othmar Zeidler in 1873, but the insecticide effect discovered by Paul Muller in 1939. Because of its strong efficacy, DDT became very popular in the field of agriculture and public health fields, and has been widely used since 1945. But the occurrence of DDT’s resistance in mosquitoes and flies has been already reported in 1948. 

Keywords: resistance, insect, DDT (Dichloro Diphenyl Trichloroethane) 




PENDAHULUAN 

Berkembangnya resistensi berbagai jenis serangga terhadap insektisida pada 50 tahun terakhir, merupakan masalah paling serius yang kita hadapi sejak digunakannya secara luas insektisida organik sintetik di seluruh dunia pada akhir Perang Dunia II. Meskipun resistensi serangga terhadap insektisida anorganik telah diketahui sejak tahun 1910-an, namun kasus ini meningkat nyata sejak ditemukannya insektisida organik sintetik. Resistensi serangga terhadap insektisida merupakan fenomena global yang dirasakan baik di negara-negara maju maupun negara-negara berkembang, seperti Indonesia. 

DDT (Dichloro Diphenyl Trichloroethane) adalah insektisida organik sintetik yang pertama kali ditemukan, dan digunakan secara luas sejak tahun 1945. DDT pernah disanjung “setinggi langit” karena jasa-jasanya dalam penanggulangan berbagai penyakit yang ditularkan vektor serangga (Untung, 2004). Di India, pada tahun 1960 kematian oleh malaria mencapai 500.000 orang turun menjadi 1000 orang pada tahun 1970. World Health Organization memperkirakan bahwa DDT selama Perang Dunia II telah menyelamatkan sekitar 25 juta jiwa terutama dari ancaman malaria dan tifus (Tarumingkeng, 2007). Namun pada tahun 1948 sudah mulai dilaporkan terjadinya resistensi DDT pada nyamuk dan lalat (Untung, 2004). 

Pada tahun 1954 Anopheles sundaicus dinyatakan resisten terhadap DDT (Hoedojo & Zulhasril, 2000). Uji kerentanan Anopheles aconitus yang dilakukan secara intensif di Jawa Tengah dan Jawa Timur, hasil yang didapat menerangkan bahwa daerah An. Aconitus resisten DDT dari tahun ke tahun makin meluas, sehingga pada tahun 1985 semua daerah yang diuji kerentanan menunjukkan bahwa An. Aconitus telah resisten terhadap DDT, meskipun derajat resistensinya berbeda-beda (Kirnowardoyo, 1989). 

Sebagian besar peningkatan resistensi insektisida disebabkan oleh tindakan manusia dalam mengaplikasikan insektisida tanpa dilandasi oleh pengetahuan yang menyeluruh tentang sifat-sifat dasar insektisida kimia termasuk pengembangan populasi resisten (Untung, 2004). 

SEJARAH DICHLORO DIPHENYL TRICHLOROETHANE 

Pencarian senyawa-senyawa sintetik secara sistematik baru dimulai sejak ditemukannya efek insektisida dari DDT (singkatan dari nama trivialnya; 4,4-Dichloro Diphenyl Trichloroethane). Penemuan DDT juga merupakan awal dari pengembangan senyawa kimia dari kelompok atau kelas hidrokarbon berklor (chlorinated hydrocarbon) (Djojosumarto, 2006). Dichloro Diphenyl Trichloroethane disintesis oleh Othmar Zeidler pada tahun 1873. Namun, efek insektisidanya baru ditemukan oleh Paul Muller pada tahun 1939 di Swiss (Djojosumarto, 2006; Tarumingkeng, 2007). Pada tahun 1946, untuk pertama kalinya resistensi DDT pada lalat rumah diteliti di Swedia. 

Sebelum diuji secara resmi di Research Station for Fruit Growing, Viticulture, and Horticulture di Wadenswil (Jerman), uji efikasi DDT telah dilakukan oleh Paul Muller terhadap Calliphora vomitoria dan beberapa spesies serangga lainnya. Selanjutnya, DDT dikembangkan oleh R. Weismann dari perusahaan J.R. Geigy. 

Oleh karena efikasinya yang sangat baik, DDT menjadi sangat terkenal di bidang pertanian dan bidang kesehatan masyarakat. Dichloro Diphenyl Trichloroethane sempat dijuluki the wonder chemical, bahan kimia ajaib yang menyelamatkan ribuan hektar tanaman dari serangan hama serangga (Djojosumarto, 2006). 

Dichloro Diphenyl Trichloroethane adalah insektisida paling ampuh yang pernah ditemukan dan digunakan manusia dalam membunuh serangga, tetapi juga paling berbahaya bagi umat manusia, sehingga dijuluki “The Most Famous and Infamous Insecticide”. 

Pada tahun 1962, Rachel Carson dalam bukunya yang terkenal, Silent Spring menjuluki DDT sebagai obat yang membawa kematian bagi kehidupan di bumi. Demikian berbahayanya DDT bagi kehidupan di bumi, sehingga atas rekomendasi EPA (Environmental Protection Agency) Amerika Serikat pada tahun 1972, DDT dilarang digunakan terhitung 1 Januari 1973. Pengaruh buruk DDT terhadap lingkungan sudah mulai tampak sejak awal penggunaannya pada tahun 1940-an, dengan menurunnya populasi burung elang sampai hampir punah di Amerika Serikat. Dari pengamatan ternyata elang terkontaminasi DDT dari makanannya (terutama ikan sebagai mangsanya) yang tercemar DDT. Dichloro Diphenyl Trichloroethane menyebabkan cang­kang telur elang menjadi sangat rapuh sehingga rusak jika dierami. Dari segi bahayanya, oleh EPA DDT digolongkan dalam bahan racun PBT (persistent, bioaccumulative, and toxic) material. 

Walaupun di negara-negara maju (khususnya di Amerika Utara dan Eropa Barat) penggunaan DDT telah dilarang, di negara-negara berkembang terutama India, RRC, dan negara-negara Afrika dan Amerika Selatan, DDT masih digunakan. Banyak negara telah mela­rang penggunaan DDT kecuali dalam keadaan darurat terutama jika muncul wabah penyakit seperti malaria, demam berdarah, dsb. (Tarumingkeng, 2007). Ijin untuk menggunakan DDT dalam keadaan darurat oleh karena insektisida alternatif lebih mahal, lebih toksik, dan tidak seefektif DDT (Sadasivaiah et al., 2007). Departeman Pertanian RI telah melarang penggunaan DDT di bidang pertanian, sedangkan larangan penggunaan DDT di bidang kesehatan dilakukan pada tahun 1995. Komisi Pestisida RI juga sudah tidak memberi perijinan bagi penggunaan pestisida golongan hidrokarbon berklor (chlorinated hydrocarbon) atau organoklorin (golongan insektisida di mana DDT termasuk) (Tarumingkeng, 2007).
ADS HERE !!!

Newer Post
Older Post
Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

Popular Posts

  • CODIPRONT (Codeine, Phenyltoloxamine)
    CODIPRONT (Codeine, Phenyltoloxamine)  Obat batuk dengan efek jangka panjang 10 – 12 jam  KOMPOSISI  Codipront Kapsul  Tiap Kapsul mengandun...
  • GARAMYCIN Krim, Salep (Gentamicin Sulfate)
    GARAMYCIN Krim, Salep (Gentamicin Sulfate)  Obat Generik : Gentamicin / Gentamisin Sulfat Obat Bermerek : Balticin, Bioderm, Dermabiotik, De...
  • Jenis - Jenis Obat Kortikosteroid
    Obat Kortikosteroid  Oradexon Tablet dan Injeksi ORADEXON Tablet, Suntik (Dexamethasone / Deksametason) Obat Generik : Dexamethasone...
  • BACTROBAN Krim / Salep Kulit (Mupirocin)
    Nama Obat Generik : Mupirocin / Mupirosin  Nama Obat Bermerek : Bactroban  KOMPOSISI / KANDUNGAN  Tiap 1 gram Bactroban Krim mengandung Mupi...
  • Contoh Latar Belakang Manajemen
    A.     Latar Belakang Manajemen  Sesungguhnya mulai kapan teori manajemen itu ada? Yaitu mulai sejak para pelaku usaha berkecimpung memi...
My Ping in TotalPing.com
My Ping in TotalPing.com

Labels

  • Cara Mengatasi Penyakit
  • Dunia Kesehatan
  • Hukum pidana
  • Manajemen

Popular Posts

  • CODIPRONT (Codeine, Phenyltoloxamine)
    CODIPRONT (Codeine, Phenyltoloxamine)  Obat batuk dengan efek jangka panjang 10 – 12 jam  KOMPOSISI  Codipront Kapsul  Tiap Kapsul mengandun...
  • GARAMYCIN Krim, Salep (Gentamicin Sulfate)
    GARAMYCIN Krim, Salep (Gentamicin Sulfate)  Obat Generik : Gentamicin / Gentamisin Sulfat Obat Bermerek : Balticin, Bioderm, Dermabiotik, De...

Pages

  • Home
Copyright © 2015 Tujuan I - Pendidikan Online . All rights reserved. My Notes Template. Simple Default Template edited by RT Media ™. Powered by Login