Bioterorisme
sebenarnya telah
berusia ratusan tahun. Pasukan Tartar merupakan kelompok pertama yang
memanfaatkan bioterorisme pada tahun 1346.. Pasukan Tartar melemparkan pasien
pes ke belakang garis pertahanan lawan. Kelompok berikutnya adalah pasukan
Inggris di Amerika pada tahun 1736, pasukan Jerman pada Perang Dunia I,
Rajneeshees (suatu sekte keagamaan di Amerika Serikat) tahun 1984, dan Aum
Shinrikyo (suatu sekte keagamaan di Jepang) tahun 1995. Tentara Dai Nippon
menjatuhkan tabung yang berisi pinjal dan Yersinia pestis di atas daratan Cina
saat Perang Cina-Jepang (1937–1945). Rajneeshees mengontaminasi makanan di
restoran dan supermarket dengan Salmonella enterica (Cinti dan Hanna,
2007 ; Tortora dkk., 2007). Istilah ‘bioterorisme’
ikut menjadi topik pembicaraan sejak serangan terhadap Menara Kembar World
Trade Center.
Berbagai
Tanda Awal Keterlibatan Senjata Biologis
Ada
berbagai tanda
awal yang harus diwaspadai karena sangat mungkin melibatkan mikroba yang dapat
dimanfaatkan untuk bioterorisme.. Berbagai tanda awal dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.
Karakteristik
Mikroba yang Digunakan pada Bioterorisme
Mikroba
ideal untuk
bioterorisme mempunyai karakteristik sangat handal, dapat dibidikkan tepat ke
sasaran, murah, awet, tidak begitu tampak, manjur, mudah diperoleh, dan mudah
diangkut (Lederberg, 2000 ; Lew, 2000). Sangat handal dan manjur berarti
mempunyai efek seperti yang diharapkan para teroris. Murah dan mudah diperoleh
bermakna harganya terjangkau dan bisa didapatkan tidak harus dengan jalur
legal. Tidak begitu tampak mengandung makna sulit diendus oleh aparat
intelijen.
Mikroba
yang Lazim Digunakan pada Bioterorisme
Ada
empat mikroba
yang lazim digunakan pada bioterorisme. Empat mikroba tersebut adalah Bacillus
anthracis, Clostridium botulinum, Yersinia pestis, dan virus cacar
(Nester dkk., 2007). Masih banyak mikroba lain yang dapat dimanfaatkan sebagai
senjata biologis meskipun frekuensi pemakaiannya lebih jarang. Mikroba tersebut
adalah virus Ebola, virus influenza, Virus Penyebab Demam Lassa, Salmonella,
Mycobacterium
tuberculosis dan Virus Penyebab Ensefalitis.
Klasifikasi
Mikroba
Menurut Bauman
dkk. (2007), Cinti & Hanna (2007), dan Goering dkk. (2008) mikroba yang
dipergunakan pada bioterorisme dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kelas. Tiga kelas tersebut yaitu :
Kelas
A (Risiko Tinggi)
Contoh mikroba yang masuk kelas
ini adalah Bacillus anthracis dan virus cacar. Ciri-ciri penyakit yang
ditimbulkan oleh mikroba kelas ini adalah mudah menular, mortalitas tinggi, dan
dapat menimbulkan keresahan sosial yang hebat.
Kelas
B (Risiko Sedang)
Contoh mikroba yang tergolong
kelas ini adalah Salmonella dan virus penyebab ensefalitis. Penyakit yang
ditimbulkan dan dampak yang diakibatkan kelas ini sedikit di bawah Kelas A.
Kelas
C (Risiko Rendah)
Contoh mikroba yang tergolong
kelas ini adalah Mycobacterium tuberculosis yang resisten terhadap berbagai
antibiotika (multidrug-resistant) dan virus influenza. Penyakit yang
ditimbulkan dan dampak yang ditimbulkan kelas ini di bawah Kelas B.
ADS HERE !!!