Sumber Glukosa Darah.Sebagian besar karbohidrat dalam makanan akan membentuk glukosa, galaktosa atau fruktosa, yang kemudian akan diangkut ke hati lewat vena porta. Kemudian galaktosa dan fruktosa akan dikonversi menjadi glukosa. (24)
Selain dari diet, glukosa juga bisa diperoleh dari senyawa-senyawa glukogenik yang mengalami glukoneogenesis. Asam amino dan propionat, akan langsung diubah menjadi glukosa. Asam laktat yang merupakan hasil oksidasi glukosa dalam otot, akan dibawa ke hati dan ginjal untuk disintesis kembali menjadi glukosa, yang selanjutnya akan masuk ke sirkulasi darah untuk dipakai lagi oleh jaringan tubuh. Demikian juga gliserol, dibawa ke hati dan ginjal untuk diubah menjadi glukosa (24).
Apabila terjadi kelaparan, alanin yang ada dalam otot akan dibawa ke hati untuk diubah menjadi glukosa. Sebaliknya, glukosa dalam hati bisa dibawa ke otot untuk diubah menjadi alanin (Siklus Glukosa-Alanin). Sumber glukosa darah yang lain bisa berasal dari proses glikogenolisis di hati. (24)
Pengendalian Enzimatis
Sel hati memiliki permeabilitas terhadap glukosa yang lebih tinggi daripada sel-sel lain. Impermeabilitas sel ekstrahepatik disebabkan oleh membran sel yang menghalangi masuknya glukosa kedalam sel. Glukosa yang telah masuk, akan segera mengalami fosforilasi oleh enzim heksokinase. Kecepatan pengambilan glukosa dalam hati maupun jaringan ekstrahepatik tergantung pada kadar glukosa darah. Heksokinase akan dihambat oleh glukosa-6-fosfat (mekanisme umpan balik). Enzim lain yang berperan adalah glukokinase, yang tidak dipengaruhi oleh oleh glukosa-6-fosfat (24)
Apabila konsentrasi glukosa darah meningkat, maka glukosa akan dibawa ke hati melalui vena porta. Pada kadar glukosa yang normal, hati merupakan satu-satunya penghasil glukosa. Tetapi, bilakadar glukosa meningkat, pengeluaran glukosa dari hati akan terhenti (24).
Pengendalian oleh Hormon
Hormon pengendali kadar glukosa darah yang utama adalah insulin. Adanya insulin, akan menyebabkan pengambilan glukosa oleh otot dan jaringan lemak. Hal ini karena adanya peningkatan transport glukosa melalui membran sel. Insulin disekresi kedalam sirkulasi darah sebagai respon langsung keadaan hiperglikemia. Asam amino, asam lemak bebas, keton, glukagon, sekretin dan tolbutamida, dapat merangsang pengeluaran insulin (24)
Epinefrin dapat menghambat pelepasan insulin, serta menyebabkan glikogenolisis dalam hati dan otot dengan cara merangsang fosforilase. Karena dalam otot tidak terdapat enzim glukosa-6-fosfatase, maka hasil akhirnya berupa laktat. Hormon-hormon lain seperti glukagon, GH, ACTH, glukokortikoid, dan hormon tiroid, memiliki efek yang sama dengan epinefrin, yaitu bertindak sebagai hormon-hormon diabetogenik, yang masing-masing memiliki kekhususan, bekerja dengan mekanisme yang berbeda-beda (24).
Pengendalian oleh Ginjal
Secara terus menerus, glukosa akan difiltrasi oleh glomeruli. Kemudian, karena adanya sistem reabsorbsi dari tubulus ginjal, maka glukosa akan kembali masuk kedalam sirkulasi darah. kapasitas sistem tubuler untuk mereabsorbsi glukosa memiliki batas ambang. Bila kadar glukosa meningkat, sebagian glukosa akan terbuang melalui urine. Glukosuria akan terjadi apabila kadar glukosa darah vena melebihi 10.0 mmol/l, atau setara dengan 180 mg/dl. (24)
Toleransi Glukosa
Menurunnya toleransi glukosa, merupakan tanda dari Diabetes Melitus, sebagai akibat menurunnya sekresi insulin. Manifestasi dari hal tersebut adalah berupa naiknya kadar glukosa darah (hiperglikemia) dan glukosuria. Selain itu, toleransi glukosa juga bisa menurun karena adanya obesitas yang menimbulkan hiperlipidemia, atherosklerosis dan penyakit jantung koroner, yang timbul bersama-sama dengan diabetes melitus, yang secara keseluruhan dikenal dengan sebutan sindroma metabolik. Penurunan toleransi glukosa juga bisa terjadi pada kerusakan hepar, beberapa penyakit infeksi, obat-obatan, hiperaktifitas kelenjar hipofisa dan korteks adreanal yang menghasilkan hormon-hormon antagonis insulin (24) Pemberian suntikan insulin akan menurunkan kadar glukosa darah, dimana penggunaan serta penyimpanan glukosa sebagai glikogen dalam otot dan hati akan ditingkatkan. Kelebihan dosis insulin dapat menyebabkan hipoglikemia, yang akan menyebabkan kejang-kejang, dan bahkan kematian, walaupun pengobatan segera dilakukan dengan pemberian glukosa. Peningkatan toleransi glukosa juga nampak pada insufisiensi kelenjar hipofisa atau korteks adrenal, dimana akan terjadi penurunan kadar hormon-hormon yang bekerja secara antagonis dengan insulin
ADS HERE !!!