Penyakit Bell’s Palsy
Bell’s palsy adalah nama penyakit yang menyerang facial nerve (N.VII), sehingga menyebabkan kelumpuhan pada otot wajah disalah satu sisi. Ditandai dengan susahnya menggerakkan otot wajah dibagian yang terserang, seperti mata tidak bisa menutup. Penyebab kelumpuhan ini masih menjadi perdebatan. Beberapa ahli menyatakan penyebabnya adalah karena terpapar angin dingin disalah satu sisi wajah secara terus menerus, ada juga yang menyatakan hal itu disebabkan oleh Herpes Simplex Virus (HSV) yang menetap ditubuh dan aktif kembali karena trauma, faktor lingkungan, dan stress. Sebagian penderita bisa sembuh tanpa pengobatan, tapi disarankan untuk menjalani terapi dan pengobatan agar bisa segera sembuh.1
Facial Nerve (N.VII)
Facial nerve (N.VII) memiliki fungsi sensorik dan motorik terhadap wajah. Sensorik facialis nerve (N.VII) terletak di dalam geniculate ganglion. Sensorik facialis nerve (N.VII) untuk reseptor indera pengecap terdapat pada dua pertiga lidah bagian anterior, dan motorik facialis nerve (N.VII) berasal dari nuclei motor pada pons, serta berfungsi untuk menggerakkan otot-otot mimik wajah. Facialis nerve (N.VII) melewati canalis acustic internal hingga ke canalis facialis dan berakhir pada foramen stilomastoideus. Facialis nerve (N.VII) bercabang membentuk cabang temporal, zygomatic, buccal, mandibular, dan cervical.2
Sensorik facialis nerve (N.VII) mengatur proprioceptor pada otot-otot mimik, menimbulkan sensasi tekanan yang dalam pada wajah dan menerima informasi pengecapan dari reseptor di sepanjang dua pertiga lidah bagian anterior. Serabut motorik somatic dari facialis nerve (N.VII)
mengontrol otot-otot superficial dari scalp (kulit kepala), wajah, dan otot-otot profundus di dekat telinga. Facial nerve (N.VII) membawa serabut preganglionc autonomic ke sphenopalatine dan submandibular ganglia. Serabut postganglionic dari sphenopalatine menginervasi glandula lacrimalis dan glandula kecil dari cavity nasalis dan pharyng. Submandibular ganglia menginervasi glandula submandibular dan sublingualis.3
Bell’s palsy adalah kelainan cranial nerve yang disebabkan karena peradangan pada facial nerve (N.VII). Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi virus. Beberapa gejalanya adalah paralisis pada otot facial di sisi yang terinfeksi dan kehilangan kemampuan untuk mengecap pada dua pertiga bagian anterior dari lidah. Kondisi ini biasanya tidak menimbulkan nyeri dan pada kebanyakan kasus menghilang setelah beberapa minggu atau beberapa bulan.4
Epidemiologi Bell’s Palsy
Peluang terjadinya bell’s palsy setiap tahunnya adalah 20 dari 100.000 populasi, dan meningkatnya kejadian seiring dengan umur. Bell’s palsy diderita oleh sekitar 40.000 orang di AS setiap tahun. Ditemukan juga penyakit turunan pada sekitar 4 sampai 14% kasus. Bell’s palsy lebih rentan 3 kali menyerang wanita yang tak hamil, serta 4 kali lebih sering diderita orang dengan penyakit diabetes dibandingkan pada kondisi normal.5
Bell’s palsy adalah penyebab umum dari kelainan facial unilateral. Kejadian rata-rata adalah 10 sampai dengan 30 kasus untuk setiap 100.000 orang dalam satu populasi. Tak ada batasan umur bagi seseorang untuk beresiko terkena penyakit ini, namun penyakit ini umumnya menyerang antara usia 15-45, baik pria maupun wanita memiliki peluang yang sama, begitu juga sisi wajah kiri maupun kanan berpeluang sama untuk terkena bell’s palsy. Sekitar 7-10% kasus menyerang bagian wajah secara ipsilateral maupun kontralateral. Ada 8- 10% pasien yang positif menderita bell’s palsy karena keturunan.6
Etiologi dan Patologi Bell’s Palsy
Menurut perkiraan para ahli penyebab bell’s palsy adalah virus. Akan tetapi, baru beberapa tahun terakhir ini dapat dibuktikan etiologi ini secara logis karena pada umumnya kasus bell’s palsy sekian lama dianggap idiopatik. Telah diidentifikasi gen Herpes Simplex Virus (HSV) dalam geniculate ganglion penderita bell’s palsy. Dahulu yang kita ketahui sebagai pemicu bell’s palsy adalah terpapar angin atau suhu yang ekstrem misalnya hawa dingin, AC, atau menyetir mobil dengan jendela terbuka dianggap sebagai pemicu bell’s palsy. Selain itu penyebab yang lain adalah perubahan tekanan atmosfir yang tiba-tiba seperti menyelam dan terbang, serta otitis media akut atau inflamasi di telinga tengah. Akan tetapi, sekarang banyak yang meyakini Herpes Simplex Virus (HSV) sebagai penyebab bell’s palsy.7
Tahun 1972, McCormick pertama kali mengusulkan Herpes Simplex Virus (HSV) sebagai penyebab paralisis fasial idiopatik. Dengan analaogi bahwa Herpes Simplex Virus (HSV) ditemukan pada keadaan masuk angin (panas dalam/cold sore), dan beliau memberikan hipotesis bahwa Herpes Simplex Virus (HSV) bisa tetap dorman dalam geniculate ganglion. Sejak saat itu, penelitian memperlihatkan adanya Herpes Simplex Virus (HSV) dalam geniculate ganglion pasien bell’s palsy. Dengan melakukan tes PCR (Polymerase-Chain Reaction) pada cairan endoneural facial nerve (N.VII), penderita bell’s palsy berat yang menjalani pembedahan dan menemukan Herpes Simplex Virus (HSV) dalam cairan endoneural. Apabila Herpes Simplex Virus (HSV) diinokulasi pada telinga dan lidah tikus, maka akan ditemukan antigen virus dalam facial nerve (N.VII) dan geniculate ganglion.8
Herpes Simplex Virus (HVS), Cytomegalo yang banyak ditularkan lewat ciuman. Virus Herpes Simplex (HVS) ditularkan antara lain lewat berciuman (juga pada anak-anak oleh orang tua), handuk, saputangan, dan sariawan, lalu membawanya sebagai pembawa (carrier). Dalam tubuh pembawa, virus dalam keadaan tenang tanpa mengganggu. Baru jika tubuh yang ditumpangi sedang menurun kondisinya, virus berubah jadi ganas, dan menyerang tubuh yang ditumpanginya. Selain virus dan bakteri, infeksi telinga tengah bisa juga menjadi penyebab penyakit bell’s palsy, termasuk kondisi autoimun. Kemunculan faktor penentu virus ini menyerang adalah seperti sedang sakit menahun dan ada trauma fisik maupun mental. Facial nerve (N.VII) mengalami peradangan, lalu membengkak, dan terjepit di liang tulang bawah telinga yang dilaluinya. Jepitan pada saraf yang sedang membengkak ini yang menimbulkan gejala bell’s palsy yang khas itu.9
ADS HERE !!!