• Pengkajian
Riwayat komprehensif harus dilakukan pada pasien dengan kecurigaan glomerulonefritis tentang adanya infeksi traktus respiratorius atas yang baru dan infeksi kulit, atau riwayat glomerulonefritis. Adanya prosedur invasif juga harus ditanyakan. Pemeriksaan fisik dapat menunjukkan asites, efusi pleural, dan manifestasi gagal jantung kongestif dengan edema pare. Urine harus diperiksa dengan ketat terhadap warna, jumlah, dan adanya substansi abnormal. Tanda vital harus diperiksa dengan ketat, khususnya tekanan darah.
Diagnosa keperawatan
Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia dan penurunan kebutuhan metabolik.
Bab 2 Penatalaksanaan Keperawatan Pasien Gangguan Sistem Perkemihan
• Evaluasi
HASIL YANG DIHARAPKAN
Keperawatan Medikal Bedah untuk AKPER
Bab 2 Penatalaksanaan Keperawatan Pasien Gangguan Sistem Perkemihan
55
Kelebihan volume cairan yang berhubungan dengan penurunan haluaran urine.
Keletihan yang berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolik karena penyakit.
Risiko terhadap kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan edema.
Risiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan perubahan respons imun sekunder akibat pengobatan.
• Perencanaan dan implementasi
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Memenuhi kebutuhan nutrisi. Penting sekali melindungi ginjal sementara ginjal tersebut memulihkan fungsinya. Diet ditentukan oleh dokter yang secara umum tinggi kalori dan rendah protein. Diet ini menghindari katabolisme protein dan memungkinkan ginjal beristirahat karena ginjal berperan lebih sedikit menangani molekul dan metabolit protein. Derajat pembatasan protein bergantung pada jumlah protein yang diekskresikan dalam urine dan kebutuhan pasien. Natrium juga dibatasi bergantung pada jumla edema yang ada. Anoreksia. mual dan muntah dapat mempengaruhi masukan adekuat, yang menuntut intervensi kreatif pada pihak perawat. Ahli diet dapat membantu merencanakan diet klien dalam keadaan pembatasan ini.
2. Mempertahankan keseimbangan cairan. Keseimbangan cairan yang tepat adalah penting. Pemantauan yang tepat terhadap berat badan dan masukan serta haluaran membantu menentukan progresi edema karena memberikan perkiraan fungsi ginjal. Pengukuran harian terhadap fungsi ginjal (mis. kaki dan abdomen) juga memberikan perkiraan fungsi ginjal. Masukan cairan harus dibatasi. Rasa haws dapat diatasi dengan menghisap permen atau menggunakan batu es daripada segelas air. Bantu pasien untuk merencanakan distribusi cairan selama sehari (mis. bersamaan dengan makan).
3. Memenuhi kebutuhan istirahat. Istirahat adalah penting-baik secara fisik dan emosi. Terdapat hubungan antara aktivitas dan jumlah hematuria dam proteinuria. Latihan juga meningkatkan aktivitas katabolik. Aktivitas yang diizinkan bergantung pada basil pemeriksaan urinalisis. Tirah baring dilakukan sesuai dengan periode aktivitas yang sangat dibatasi, dapat dilanjutkan selama beberapa minggu sampai bulan.
Aktivitas pengalih yang tepat dapat membantu pasien menghadapi imobilitas fisik yang lama ini.
4. Memelihara integritas kulit. Edema mempengaruhi nutrisi selular, yang membuat klien lebih rentan terhadap kerusakan kulit. Gunakan kewaspadaan untuk mencegah komplikasi ini. Intervensi meliputi higiene yang baik, masase, dan perubahan posisi, serta penggunaan tindakan profilaktik seperti alat di tempat tidur.
5. Mencegah infeksi. Glomerulus sangat menurunkan pertahanan tubuh pasien terhadap infeksi, khususnya organisme streptokokal. Karenanya, imunosupresif dan kortikosteroid lebih lanjut menurunkan pertahanan pasien. Meskipun isolasi tidak perlu, diperlukan perlindungan klien dari orang yang mengalami infeksi. Tindakan pendukung umum membantu menguatkan mekanisme pertahankan pasien. Penyuluhan pasien harus mencakup cara yang tepat untuk menghindari infeksi, khususnya infeksi
pernapasan dan saluran kemih.
• Evaluasi
HASIL YANG DIHARAPKAN
1. Pasien mempertahankan masukan nutrisi adekuat, dibuktikan oleh tidak adanya penurunan berat badan, tidak ada keseimbangan nitrogen negatif, dan elektrolit normal.
2. Pasien mempertahankan masukan dan haluaran seimbang, dibuktikan oleh tidak adanya manifestasi edema atau kelebihan beban cairan.
3. Pasien mengalami keseimbangan istirahat dan aktivitas yang adekuat, dibuktikan oleh tidak adanya keluhan keletihan.
4. Pasien tidak mengalami kerusakan kulit, dibuktikan oleh kulit tetap utuh. 5. Pasien tidak mengalami infeksi, dibuktikan oleh suhu normal.
ADS HERE !!!