Deteksi Kanker Leher Rahim Sejak Dini
KANKER leher rahim atau yang lebih dikenal dengan nama kanker serviks merupakan penyakit nomor satu yang membunuh kaum Hawa di Indonesia. Disusul kemudian kasus kanker payudara dan kanker paru.
Salah satu penyebab hilangnya nyawa manusia dengan mudah itu karena informasi yang berkaitan dengan kanker serviks belum dapat menjangkau seluruh masyarakat, terutama wanita. Padahal, semua wanita berisiko terkena kanker yang menyerang organ utama mereka.
Menyadari pentingnya pengetahuan mengenai penyakit ini, maka sudah seharusnya kaum wanita meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan kanker serviks.
Dari data yang diungkap Poli Onkologi Satu Atap (POSI) Rumah Sakit Umum (RSU) dr Soetomo, menyebutkan, kasus kanker leher rahim dari tahun ke tahun cenderung terus meningkat.
Dari pemeriksaan yang dilakukan terhadap 30-35 wanita yang mengeluhkan nyeri, 5-8 wanita diantaranya dinyatakan positif terkena kanker leher rahim. Sedangkan, jumlah kasus baru kanker leher rahim yang ditemukan dari pemeriksaan di RSU dr Soetomo setiap tahun rata-rata mencapai 300-350 orang. Yang lebih mengkhawatirkan lagi, sekitar 80% temuan kasus kanker leher rahim itu kondisinya sudah dalam tahap stadium lanjut.
Memutuskan mata rantai tingginya kasus kanker leher rahim tentu bukanlah perkara yang mudah. Sebab, ada banyak hambatan baik dari si penderita maupun kondisi di luar. Biasanya, penderita kanker leher rahim pada tahap dini tidak merasakan sakit sehingga cenderung mengabaikan.
Di sisi lain, karena kondisi ekonomi yang pas pasan, biasanya penderita enggan periksa ke dokter atau melakukan operasi karena khawatir mahalnya biaya yang ditanggung. Selain itu, kondisi lingkungan dan budaya juga turut memengaruhi.
Wanita yang tahu dirinya terkena kanker leher rahim atau kanker payudara belum tentu mau mengatakan masalahnya itu kepada suaminya karena khawatir akan ditinggal pergi atau menikah lagi. Tentu saja, selain kondisi di atas, masalah ketersediaan layanan kesehatan yang terbatas, jangkauan layanan, dan rendahnya komitmen pemerintah dalam menangani kasus kanker leher rahim juga menjadi masalah yang tak kalah rumit.
Mengenai kanker leher rahim, dr Agus Ali Fauzi, PGD PallMed (ECU) dari Poli Onkologi RSU dr Soetomo, memberikan penjelasan.
"Kanker leher rahim adalah kanker yang menyerang bagian leher dari rahim. Kanker leher rahim ini disebabkan oleh virus HPV (Human Papiloma Virus) yang ditularkan melalui hubungan seksual," ungkapnya.
Mereka yang beresiko terkena kanker leher rahim, kata dia, salah satunya adalah wanita yang menikah muda di bawah usia 20 tahun, memiliki banyak anak, atau mereka yang sering berganti-ganti pasangan. Bahkan, penyakit nomor dua yang membunuh kaum hawa di Asia ini pun dapat menyerang pria.
"Laki-laki yang belum disunat juga bisa menjadi pemicu kanker leher rahim. Jadi, kanker leher rahim ini sebetulnya bukan hanya masalah wanita, tapi juga masalah pria," paparnya.
Kendati penyakit ini dapat merenggut nyawa satu orang di setiap harinya, bahkan di setiap jamnya, lebih dari 50% penderita kanker serviks berobat dalam stadium lanjut sehingga penyakit itu sulit disembuhkan. Untuk itu, kaum hawa perlu melakukan deteksi dini dan segera melakukan tindakan penyembuhan.
"Sebetulnya, kanker leher rahim bisa disembuhkan kalau ditemukan dalam stadium dini yakni pada tahap penyakit kanker ini baru mulai membuat kerusakan. Semakin cepat kanker ini ditemukan, semakin besar kemungkinannya untuk dapat disembuhkan," tandasnya.(Muhammad Roqib/Sindo/nsa)
======
Kanker Rahim
Seks tidak hanya untuk rekreasi tapi juga prokreasi. Dan salah satu bagian penting yang ikut berpengaruh dalam fugsi pro-kreasi tersebut adalah rahim.
Kanker, baru mendengar namanya saja, penyakit yang satu ini pasti langsung bikin ciut nyali kita. Karena sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan secara optimal.
Apalagi ada kanker yang secara spesifik hanya menyerang perempuan , yaitu kanker rahim. Menurut penelitian kanker rahim menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian tertinggi bagi wanita.
Tapi tidak usah terlalu panic berlebihan, karena ada berita baik, bahwa kita bisa mencegah penyakit ini agar tidakmampir ke tubuh kita dan masih bisa disembuhkan secara total. Asalkan kita sudah mendeteksinya secara dini. Karena itu kita perlu mengenal lebih jauh tentang penyakit ini.
KENALI SATU-SATU
Sebelum kita mengetahui cara pencegahan kanker rahim, kita harus mengenal terlebih dahulu secara detail tentang rahim kita sendiri. Rahim memiliki tiga bagian yang rentan terkena kanker yaitu bagian leher rahim, badan rahim, dan indung telur.
Masing-masing bagian ini memiliki ‘penggemar ‘ tersendiri.
Biasanya usia penderita kanker leher rahim berkisar antara 30-49 tahun. Kanker indung telur bisa saja diderita sejak usia belasan tahun sampai usia 60 tahun. Seddangkan penderita kanker badan rahim biasanya terjadi pada wanita yang telah memasuki masa post menopause, tapi 5% bisa dibawah usia 40 tahun.
Berarti sampai umur 30 tahun nanti kita akan bebas kanker ? belum tentu..! karena harus dingat bahwa kebiasaan yang kita lakukan bisa mempengaruhi ‘nasib’ penyakit kita di usia 30 nanti. Saatnya ‘membuang’ bibit kanker agar kita tidak panen di usia 30-an nanti.
SIAPA YANG BISA KENA ?
Mereka yang memiliki resiko tinggi terkena kanker leher rahim adalah wanita menikah terlalu muda, di bawah 20 tahun. Selain itu wanita yang melakukan aktivitas seksual yang tidak sehat atau memiliki mitra seksual yang banyak , rentan terpapar oleh human papilloma virus (HPV) yang disinyalir merupakan penyebab terjadinya perubahan abnormal pada sel-sel rahim.
Kebiasaan lain yang juga memperbesar resiko kanker leher rahim adalah merokok, tidak memelihara kebersihan vagina, serta memiliki pasangan yang beresiko tinggi. Kekurangan vitamin A,C,E yang mengandung antioksidan, yang positif memberikan kekebalan tubuh sehingga terlindung dari kanker, juga membuat kita rentan terkena kakner leher rahim ini.
Semua penyebab tadi berdasarkan studi secra garis besar. Jadi kita tidak bisa menuduh seseorang begitu saja terkena kanker rahim akibat perilaku seksualnya yang tidak sehat. Mungkin saja ada factor lain diluar itu yang bisa menyebabkan kanker rwahim.
DETEKSI DARI SEKARANG
Dibandingkan kanker indung telur dan badan rahim, kanker yang terdapat pada leher rahim paling mudah dideteksi dengan test pap smear. Test ini digunakan untuk melihat apakah terjadi perubahan / perkembangan sel-sel leher rahim menjadi sel kanker.
Proses pemeriksaannya juga tidak lama, hanya dalam waktu beberapa menit saja. Begitu kita telah melakukan aktivitas seksual, sebaiknya kita menjadwalkan secara rutin untuk pemeriksaan pap smear, setahun sekali. Misalnya dengan begini, terlihat adanya kelainan atau perkembangan sel diluar batas normal, bisa segera diketahui dan diobati.
Selain itu,ada beberapa gejala yang harus kita waspadai. Jika mengalami keputihan yang tidak normal, berbau dan berwarna kehijauan, terjadi pendarahan di luar haid, isalnya setiap selesai senggama ada pendarahan , jangan tinggal diam, segera konsultasikan ke ginekolog.
Sudah saatnya kita peduli pada tubuh sendiri. Begitu kita mengalami nyeri pinggul dan merasa sakit sat buang air kecil, kanker leher rahim itu sudah masuk ke stadium lebih lanjut. Tentunya kita tidak mau terkena kanker ini , jadi sebaiknya sebelum gejala ini datang pada diri kita. Lebih baik dari awal kita melakukan pemeriksaan walaupun tidak ada keluhan, karena tidak ada ruginya sama sekali.