Dalam sistem ujian WBT terdapat beberapa jenis soal yang dapat diterapkan, pembuatan soal-soal itu sendiri disesuaikan dengan jenis dari metode pengerjaan dan feedbacknya, berikut beberapa contoh tipe soal tersebut :
Soal benar/salah
Soal-soal jenis ini dapat digunakan untuk berbagai jenis pertanyaan seperti berikut : Apakah pernyataan ini benar atau salah?, Apakah prosedur ini dapat dikerjakan atau tidak?, dan Apakah anda menyetujui proposal ini atau tidak?, keuntungan dari soal tersebut adalah adanya jawaban yang jelas benar atau salahnya sehingga bisa langsung dikoreksi oleh sistem dan prlajar pun dapat menerima feedback hasil ujian secara cepat.
Sedang kerugiannya dimungkikannya pelajar lebih kearah menebak jawaban ujian, daripada mengerjakan solusi dari permasalahan soal tersebut, juga tidak dimungkinkannya untuk membuat soal kompleks yang membutuhkan jawaban tidak 100% benar atau salah yang tentunya juga membutuhkan sistem pengkoreksi dimana dapat melakukan toleransi terhadap jawaban.
Soal pilihan ganda
Soal pilihan ganda hampir mirip dengan soal benar/salah, hanya saja dengan lebih banyaknya option jawaban yang disediakan, tentunya akan lebih menyulitkan bagi pelajar untuk menebak sebuah jawaban dari soal tersebut.
Soal essay
Metode soal ini digunakan untuk pembuatan soal yang kompleks dan bevariasi, dengan artian sebuah soal bisa saja menerima jawaban berbeda-beda anatara satu pelajar dengan pelajar lainnya, ataupun soal yang menghruskan pelajar untuk membuat sebuah makalah yang penilaiannya lebih kearah cara berpikir daripada menebak sebuah jawaban.
Soal dengan jenis ini memungkinkan perbedaan logika jawaban antara beberapa pelajar, sehingga toleransi dalam pengkoreksian jawaban sangat dibutuhkan, salam hal ini pengajar yang berwengan untuk melakukan pengkoreksian.
Kelemahan dari soal ini adalah adanya waktu tenggang yang tidak bisa dipastikan antara selainya ujian dengan pengkoreksian jawaban, serta dimungkinkannya penilaian yang tidak adil sesuai dengan situasi dan kondisi pengkoreksi.
Pencegahan Kecurangan Dalam Sistem Ujian
Dalam suatu ujian dapat saja terjadi kecurangan-kecurangan yang tidak diinginkan, terdapat banyak jenis kecurangan yang mungkin dilakukan dalam ujian tersebut, dan banyak pula jenis pencegahan yang juga dapat dilakukan, dan yang perlu ditekankan untuk pertama kalinya adalah perlunya diketahui alasan-alasan mengapa mereka melakukan kecurangan tersebut, beberapa alasan yang memungkinkan antara lain :
Hasil penilaian ujian yang akan mempengaruhi status pendidikan mereka
Kesenangan ataupun hobi dalam melakukan kecurangan
Budaya yang menganggap kecurangan bukanlah suatu kesalahan
Dalam sistem ujian WBT persentase kecurangan yang terjadi diperkirakan lebih besar daripada sistem ujian konvensional, kemudahan-kemudahan (dalam hal ini belum bisa dikategorikan sebagai kecurangan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku) yang mungkin saja terjadi dalam sistem ini antara lain :
Kemudahan untuk mengakses referensi
Kemudahan untuk saling bekerja sama dengan peserta ujian lainnya
Banyak terdapat metode pencegahan yang memungkinkan dilakukan dalam sistem ujian WBT ini, antara lain :
Pengawasan secara audio dan visual
Dalam hal ini pengawasan dilakukan menggunakan teknologi perangkat webcam, dimana ketika ujian berlangsung, peserta diharapkan mengaktifkan webcam meraka sehingga pengawas dapat melihat secara laangsung peserta ujian seperti layaknya pada sistem ujian konvensional, kelemahan dari sistem ini antara lain terbatasnya bandwidth atau lebar koneksi yang belum memungkinnya pengaksesan webcam secara maksimal, serta masih bisa dilakukannya manipulasi terhadap perangkat kamera tersebut.
Batasan waktu
Diharapkan waktu ujian yang tersedia sesuai dengan perkiraan waktu yang dibutuhkan dalam pengerjaan soal, sehingga peserta ujian tidak mempunyai waktu lebih untuk saling berhubungan, ataupun mengakses bahan-bahan ujian yang mungkin tersedia ditempat lain.
Distribusi soal
Inti dari distribusi soal ini adalah diharapkan masing-masing peserta ujian akan menerima soal yang berbeda-beda, tetapi hal tersebut dirasa akan memberatkan pihak pengajar, karena dengan 10 nomor soal untuk 10 peserta ujian saja mereka diharuskan membuat 100 nomor soal, sehingga konsep dari distribusi soal terdiri dari dua tahap, yang pertama adalah dilakukannya pengacakan terhadap soal-soal yang telah terbuat, sehingga mungkin saja antara satu peserta dengan peserta lainnya menerima urutan soal yang berbeda, tahap kedua dari distribusi soal ini adalah dibuatnya beberapa soal dalam nomor soal yang sama yang biasa disebut dengan sistem rayonisasi soal.
Pendekatan secara kepercayaan
Dalam pendekatan ini pengajar diharuskan untuk selalu memotivasi peserta ujian untuk tidak melakukan kecurangan, inti dari pendekatan ini adalah meyakinkan peserta ujian untuk percaya diri atas semua yan telah mereka pelajari, serta meyakinkan mereka bahwa hasil ujian ini justru akan membantu pengembangan arah pendidikan yang sesuai dengan potensi mereka yang sebenarnya.