Metode Pencatatan Persediaan
Terdapat dua metode pencatatan persediaan, yakni:
1. Sistem pencatatan persediaan periodik
Dyckman, Dukes, dan Davis (2000:381) menyatakan:
“Dalam sistem persediaan periodik, perhitungan fisik aktual atas barang-barang yang ada di tangan diadakan pada akhir setiap periode akutansi ketika menyiapkan laporan keuangan. Barang-barang dihitung, ditimbang, atau jika tidak diukur, dan jumlahnya dikalikan dengan unit biaya untu member nilai persediaan. Sebuah catatan yang terus berlangsung atas persediaan bisa, tetapi tidak harus, dibuat untuk unit-unit dan jumlah yang dibeli dan dijual (atau dikeluarkan) serta saldo di tangan.”
Dari pernyataan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada sistem pencatatan persediaan secara periodik, harga pokok dari penjualan tidak dicantumkan pada saat dilakukannya transaksi penjualan. Selain itu, dengan sistem ini, transaksi pembelian dicatatkan bukan sebagai akun persediaan, namun sebagai debit dalam akun pembelian. Jadi, pada sistem ini, akun pembelian merupakan tempat penyimpanan. Sedangkan, harga pokok penjualan dan persediaan di akhir periode merupakan pencatatan untuk biaya persediaan.
2. Sistem pencatatan persediaan perpetual
Menurut Dyckan, Dukes, dan Davis (2000:383), dalam penggunaan sistem pencatatan persediaan perpetual, “catatan persediaan perpetual yang terinci, sebagai tambahan atas akun buku besar biasa, dibuat untuk setiap item persediaan, dan akun pengendali persediaan dibuat dalam buku besar atas dasar lancar”.
Dari pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pencatatan persediaan secara perpetual dilakukan dengan mencatat kuantitas dan atau harga. Sistem ini diterapkan pada barang dagang sebagai salah satu cara pengendalian yang efektif terhadap persediaan. Pada metode ini jika ditemukan ketidakcocokan antara saldo buku dan jumlah fisik barang, maka akan dilakukan perhitungan fisik dengan membandingan perhitungan fisik tersebut dengan saldo buku.
ADS HERE !!!