PERTEMUAN 3
Topik
Kuliah
|
·
Penjelasan
Komunikasi Internasional Menurut Davison dan George
|
Materi
Kuliah
|
·
Bagan
Davison
·
Penjelasan
Bagan Davison
|
Tujuan
Instruksional Khusus
|
Dapat
menjelaskan isi bagan dari Davison
|
BAGAN DAVISON
Penjelasan Bagan Davison
Dari bagan di atas dapat dilihat begitu banyak faktor yang mempengaruhi komunikasi politik internasional. Pada proses awal perencanaan untuk menetapkan suatu kebijaksanaan tertentu merupakan hal mutlak. Ini disebut Communication Policy. Termasuk kebijaksanaan national suatu bangsa. Disini, antara national policy dan communication policy haruslah sejalan. Sebab pada hakikatnya kebijaksnaan nasional adalah formulasi dari kehendak seluruh rakyat dan karena itu dibawakan ke dalam bentuk kebijaksanaan komunikasi baik keluar maupun ke dalam. Dengan demikian, maka suatu kebijakan nasional adalah sebagian berasal dari situasi politik internasional dan sebagian lagi berasal dari domestik, kekuatan politik dan kebudayaan. Kedua aspek ini akan mempengaruhi pelaksanaan komunikasi internasional dan karena itu haruslah mendapat perhatian secara sungguh-sungguh.
Bahkan, keadaan politik dalam negerilah yang menjadi dasar utama dan bukannya situasi politik internasional. Karena setiap kebijakan nasional selalu didasarkan kepada kebutuhan politik dan kebudayaan dalam negeri. Hanya saja dengan proses adaptasi dan tetap memperhatikan situasi politik internasional. Oleh karena itu, menjadi kewajaran bila kebijakan komunikasi masing-masing negara dapat berbeda-beda, tergantung kebutuhan dalam negeri negara tersebut.
Komunikasi Hanya Alat
Menurut Davison dan George, komunikasi adalah hanya alat untuk mencapai tujuan dari sesuatu negara. Karena itu, kebijakan komunikasi harus memperhatikan dan atau harus paralel dengan politik, ekonomi dan kebijakan militer. Ini berati kebijakan politik, ekonomi dan militerlah yang menetapkan kebijakan komunikasi.
Adapun bentuk komunikasinya melalui siaran radio, surat-surat sebaran, nota diplomatik dsb. Proses pelaksanaan communication policy ini yang disebut sebagai communication behaviour. Studi tentang communication behaviour adalah meliputi studi tentang mekanisme yang mengolah dan menyalurkan kebijakan komunikasi menjadi communication content dan selanjutnya studi tentang personalia yang melakukan operasi denganmekanisme ini serta media dan teknik yang digunakan.
Masalah Efek
Efektifitan dari suatu komunikasi, menurut Davison dan George adalah tergantung pada kondisi-kondisi pada saat komunikasi itu diterima oleh komunikan. Kondisi ini selain saat berkomunikasi juga termasuk kondisi lain seperti komunikasi lain atau yang datang dari sumber lain atau perangsang yang datang pada komunikan pada waktu yang sama.
Kita tahu suatu negara tidak menerima komunikasi dari satu negara tapi banyak negara. Artinya, kekuatan atau penojolan pengaruh dari sebuah komunikasi yang dilancarkan oleh suatu negara akan berdampak pada komunikasi yang dilancarkan oleh negara lain. Hal inilah yang disebut condition of communication.
Sebuah masalah yang sulit dalam communication plicy and technique ialah untuk memperoleh cara yang sebaik-baiknya guna mengetahui apakah komunikasi yang sudah diberikan itu cukup efektif atau tidak, berbeda dengan komunikasi langsung atau tatap muka. Hal penting lain adalah bagaimana karakteristik masing-masing negara yang terlibat dalam komunikasi internasional harus diketahui. Disini, fakta-fakta, data yang berupa dokumentasi yang didapat dari laporan diplomatik, kliping tentang pers, laporan intelijen, kunjungan langsung dsb. telah dilakukan.
Studi Davison dan George
Dalam keseluruhan studinya, Davison dan George melihat bahwa antara komunikasi internasional dan politik internasional adalah merupakan suatu kesatuan yang bulat. Walaupun mereka menyatakan juga bahwa komunikasi dalam hal ini hanya merupakan alat saja dari politik internasional.
Tetapi studi kedua ahli ini mempunyai kelemahan yaitu harus ada pembedaan yang jelas antara keduanya karena pembedaan itu sebenarnya bisa dilakukan. Karena justru malah menjadi kerancuan bila kedua bidang ini disamakan. Secara umum komunikasi internasional adalah suatu spesialisasi dari komunikasi massa, walaupun bentuk dan isi pesan bisa apa saja termasuk politik internasional (MO. Palapah). Tapi mempelajari perbandingan Davison dan George ini justru diharapkan dapat menjelaskan perbedaan komunikasi internasional dan politik internasional. Artinya teori kedua pakar ini tetap penting sebagai perbandingan apalagi kaitannya dengan communication policy dan tidak sekadar international political communication.
PERTEMUAN 5 dan 6
Topik
Kuliah
|
·
Tiga
Perspektif Komunikasi Internasional
|
Materi
Kuliah
|
·
Perspektif
Diplomatik
·
Perspektif
Jurnalistik
·
Perspektif
Propaganda
|
Tujuan
Instruksional Khusus
|
Dapat
menjelaskan masing-masing perspektif yang digunakan dalam komunikasi
internasional
|
Untuk mempelajari komunikasi internasional dapat dimudahkan
dengan tiga perspektif yaitu perspektif diplomatik, jurnalistik dan
propagandistik.
Perspektif Diplomatik
Dalam perspektif ini komunikasi internasional lazimnya dilakukan secara interpersonal atau kelompok kecil. Jalur diplomatik atau komunikasi langsung antara pejabat tinggi negara lebih banyak dipergunakan untuk memperluas pengaruh dan mengatasi ketidak sepakatan, salah pengertian ataupun pertentangan dalam masalah tujuan dan kepentingan setiap negara, memperteguh keyakinan dan menghindarkan konflik. Disini, terasa betapa pentingnya teknik komunikasi diplomatik serta perlunya tradisi komunikasi diplomatik diantara negara berdaulat dalam meletakkan jalur utama komunikasi internasional untuk tujuan-tujuan perdamaian dunia yang lebih mantap. Dengan demikian, komunikasi internasional diplomatik ditempuh untuk mengembangkan dan memelihara hubungan bilateral atau multilateral atau untuk memperkuat posisi tawar menawar ataupun untuk meningkatkan reputasi.
F. Rachmadi mengangkat konsep pemikiran bahwa hubungan politik pada hakikatnya adalah hubungan diplomatik yang dijadikan wahana untuk memperjuangkan kepentingan masing-masing negara nasional.
Tentang hubungan diplomatik sendiri Robert F. Delancy mendefinisikan sebagai : Public diplomacy hjas been defined as the ways in which both governments and private individuals and group influence directly or indirectly those public attitudes and opinions which bear directly on other governments, foreign policy decisions”.
Oleh sebab itu, hubungan diplomatik merupakan manifestasi kegiatan komunikasi internasional. Disini terjadi arus komunikasi timbal balik antara negara-negara nasional yang pada dasarnya merupakan produk transaksi dalam sistem internasional, baik dalam bentuk antar negara nasional, bilateral, multinasional atau internasional. Pada pelaksanaannya pengelola sumber komunikasi diatribusikan oleh presiden kepada menteri Luar Negeri dengan seluruh perangkatnya. Untuk efektifnya jalinan komunikasi maka pada setiap negara mempunyai perwakilan diplomatik untuk kepentingan nasional masing-masing negara.
Menurut Syahmin AK untuk melakukan pembukaan atau pertukaran perwakilan diplomatik maupun konsuler dengan negara-negara nasional harus memenuhi persyaratan, yaitu :
1. Harus ada kesepakatan antara kedua belah pihak (mutual consent), sebagaimana konvensi Wina tahun 1961 yang menyatakan pembentukan hubungan diplomatik anatara masing-masing negara dengan persetujuan bersama.
2. Mentaati prinsip-prinsip hukum internasional yang berlaku.
Menurut Konvensi Wina perwakilan diplomatik mempunyai tugas dan fungsi yaitu :
a. Mewakili negara pengirim di negara penerima (reprenseting the sending state in the receiving state)
b. Melindungi kepentingan-kepentingan negara pengirim serta warga negaranya di dalam wilayah dimana ia diakreditasi dalam batas-batas ketentuan hukum internasional (protection)
c. Mengadakan perundingan untuk atas nama rakyat dan negaranya (negotiation)
d. Memberi laporan kepada negara pengirim mengenai keadaan-keadaan dan perkembangan negara penerima sesuai ketentuan hukum yang berlaku
Akhirnya kebutuhan untuk dibukanya perwakilan atau hubungan diplomatik sebagai jaringan komunikasi antar negara nasional sangat dibutuhkan karena terkait dengan berbagai kepentingan nasional. Bahkan sekarang ini arah jalinan komunikasi ini dapat memicu pada berbagai kepentingan termasuk masalah ekonomi dan kebudayaan daripada masalah-masalah ideologi. Boutros-Boutros Ghali mengemukakan bahwa kecenderungan konflik antar negara dikarenakan kurang mengembangkan bidang ekonomi, sosial dan pembangunan politik. Karena itu, untuk mencapai perdamaian dan keamanan harus memfokuskan kepada keadilan sosial, demokrasi dan mengngkat hak-hak asasi manusia. Dalam konsepnya, Boutros tidak lagi mengandalkan kemampuan dewan keamanan dalam memecahkan konflik-konflik negara nasional, bahkan disarankan pergantian pendekatan ideologis dengan oleh pendekatan sosio kultural dan humaniora yang menitik beratkan kepada nilai-nilai kepentingan negara-negara nasional.