A : Saham merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Bila Anda memiliki saham perusahaan X, maka Anda merupakan (salah satu) pemilik dari perusahaan X tersebut.
Saham ini bukan monopoli perusahaan yang sudah go public. Perusahaan yang belum go public pun, kepemilikannya direpresentasikan dalam bentuk saham.
Q : Apa yang dimaksud dengan Pasar Modal?
A : Pasar modal adalah kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan modal seperti saham atau Obligasi. Pasar modal berfungsi menghubungkan investor, perusahaan, dan institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang. Pasar modal di Indonesia mencakup: Bapepam, Bursa efek, Perusahaan yang menerbitkan efek: saham atau obligasi, Perusahaan sekuritas (broker), Lembaga kliring dan Penjaminan (PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia - KPEI), Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (PT Kustodian Sentral Efek Indonesia - KSEI)
Q : Apa yang dimaksud dengan Bursa Efek?
A : Bursa Efek (eng: stock exchange) adalah sebuah
pasar yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan
efek (saham atau obligasi)
perusahaan serta
obligasi pemerintah. Bursa efek tersebut, bersama-sama dengan pasar uang merupakan sumber utama permodalan eksternal bagi perusahaan dan pemerintah.
Q : Apa manfaat Pasar Modal?
A : Pasar modal merupakan salah satu alternatif terpenting bagi perusahaan sebagai sumber pembiayaan. Melalui pasar modal, perusahaan dapat memperoleh uang untuk pengembangan usaha dengan cara menjual sahamnya kepada investor, baik investor perorangan maupun institusi. Alternatif lainnya: pinjam ke bank, cari strategic partner
Bagi investor, pasar modal merupakan sarana untuk dapat (turut) memiliki dan menikmati pertumbuhan bisnis perusahaan, dengan cara membeli saham dari perusahaan tersebut. Investor yang smart hanya akan memilih saham dari perusahaan yang mempunyai prospek bisnis jangka panjang yang menjanjikan.
Bentuk lain dari penyertaan modal yang bisa kita lakukan:
- Usaha patungan
- Tawaran dari teman untuk suntik modal ke dalam perusahaannya
- membeli franchise dari produk tertentu
Semua bentuk penyertaan modal di atas hanya akan kita masuki bila kita mengetahui bahwa usaha tersebut memiliki prospek yang baik.
Q : Apakah membeli saham itu identik dengan judi?
A : Saya sering mendapat pertanyaan seperti ini. Apakah membeli saham itu sama dengan judi? Sebelum saya menjawab pertanyaan itu, saya ingin membedakan tiga kelompok ‘investor’ di pasar saham sbb:
Kelompok pertama adalah ‘Investor’ yang menjadikan bursa saham sebagai arena judi. Daripada pergi ke Genting highland di Malaysia atau ke Las Vegas di Amerika, lebih simple bermain judi di Bursa Efek Indonesia dengan cara membeli saham. Tetapi orang semacam ini tidak banyak jumlahnya.
Kelompok kedua, yang terbanyak, adalah mereka yang masuk ke pasar modal tanpa bekal pengetahuan yang memadai. Biasanya mereka tertarik membeli saham karena mendengar bahwa keuntungan membeli saham begitu tinggi. Fokus mereka hanya membayangkan keuntungan yang tinggi. Tergiur oleh keuntungan tinggi yang dijanjikan, tanpa menyadari resiko besar yang menyertainya. High risk high return. Mereka seumpama orang yang berinvestasi dalam suatu bisnis/usaha, tetapi sama sekali tidak mengerti seluk beluk dari bisnis/usaha itu sendiri.
Mereka ini biasanya membeli saham hanya berdasarkan informasi orang lain (teman/broker/analis). Biasanya informasi itu mengatakan bahwa saham X akan dikerek harganya ke level tertentu, dan berdasarkan informasi tsb, mereka membeli sahamnya. Atau sebaliknya, mendapat informasi yang mengatakan bahwa saham X akan dibanting harganya, mereka cepat-cepat menjual sahamnya. Investor semacam ini tidak mendasarkan keputusannya dari analisa, bahkan mungkin sama sekali tidak dapat melakukan analisa saham. Kebanyakan mereka ini akan mengalami kerugian di pasar modal.
Kelompok ketiga, Investor yang smart, yaitu mereka yang berinvestasi di pasar modal dengan dukungan pengetahuan (knowledge), data, dan analisa. Mereka mengenal betul perilaku pasar, mempunyai akses dan mendapat data-data yang diperlukan, dan mampu melakukan analisa terhadap data-data tersebut. Dengan demikian dia mengetahui apa yang sedang terjadi di market. Dia juga mampu memilih saham-saham unggulan terbaik, tahu kapan harus membeli dan kapan harus menjual saham yang dimilikinya.
Investor yang semacam ini biasanya akan sukses di pasar modal. Namun bukan berarti bahwa dia tidak pernah melakukan kesalahan dalam pengambilan keputusan.
Investasi di pasar modal, khususnya saham, bukan sesuatu hal yang mudah. Ini adalah pekerjaan yang serius, kompleks, dan perlu banyak pengalaman.
Kembali ke pertanyaan tadi: apakah membeli saham identik dengan judi? Jawaban saya: Tidak! Adanya sekelompok orang yang menjadikan pasar saham sebagai arena judi, atau adanya orang-orang seperti kelompok yang kedua tadi (yang secara tidak sadar sedang berjudi di pasar saham) tidak lantas menjadikan pasar saham identik dengan judi. Pasar modal diciptakan untuk tujuan yang baik. Seperti juga manusia menciptakan pisau untuk tujuan yang baik, tetapi tidak terhitung jumlah orang yang menyalahgunakan pisau untuk tujuan jahat.
Selain itu banyak cara lain yang juga bisa dijadikan arena judi seperti: arena pacuan kuda, pertandingan sepakbola, dll.
Bila anda hendak berinvestasi di pasar saham, jadilah investor yang smart (kelompok 3)
Q : Adakah contoh investor yang sukses di pasar modal?
A : Saya kutipkan pernyataan yang ditulis dalam Bloomberg magazine: “More millionaires have been created from the stock market than from any other sources”
Orang terkaya di dunia saat ini, Warren buffet, adalah investor terkemuka di pasar modal. Kekayaannya diperoleh dari keberhasilannya berinvestasi di pasar modal.
Pasar modal sesungguhnya merupakan tempat terbaik untuk berinvestasi, asal dilakukan dengan pengetahuan dan perhitungan yang hati-hati.
Q : Saya ingin berinvestasi di pasar modal, khususnya saham, tetapi tidak menguasai pengetahuan, data, dan analisa saham. Adakah kemungkinan lain untuk berinvestasi di pasar modal?
A : Bila anda tidak menguasai pengetahuan, tidak memiliki akses terhadap data, dan tidak mampu melakukan analisa saham, tetapi ingin berinvestasi di pasar modal, ada jalan keluar untuk Anda, yaitu dengan membeli reksadana!!
Dengan membeli reksadana, anda mempercayakan pengelolaan uang anda kepada manajer investasi yang menerbitkan reksadana tsb. Manager investasi yang menerbitkan reksadana pasti memiliki profesional yang sudah lulus ujian profesi dan memegang ijin dari Bapepam.
Ada berbagai jenis reksadana yang bisa dipilih:
· Reksadana pasar uang: berinvestasi pada instrumen likuid jangka pendek spt SUN, SBI, atau Obligasi yang jatuh tempo dalam setahun. Resikonya rendah; return 1% - 3% di atas deposito
· Reksadana pendapatan tetap: berinvestasi pada instrumen likuid jangka menengah - panjang spt SUN, SBI, atau Obligasi yang jatuh tempo lebih dari setahun. Resiko: menengah; return 3% – 5% di atas deposito
· Reksadana Campuran: berinvestasi pada saham, obligasi, dan pasar uang. Persentasenya bisa berbeda-beda antara satu reksadana dengan yang lainnya. Biasanya kebijakan investasinya (persentase antara saham, obligasi, pasar uang) tercantum dalam prospektus reksadana campuran tsb. Resiko: cukup tinggi; return lebih dari 2x deposito
· Reksadana Saham: berinvestasi minimal 80% pada saham. Resiko & return: Tinggi
Q : Bagaimana memilih reksadana yang cocok untuk saya?
A : Pertama tentukan dulu JENIS reksadana yang sesuai dengan tingkat resiko Anda. Bila anda termasuk orang yang konservatif, pilihlah reksadana pasar uang atau reksadana pendapatan tetap. Tetapi bila anda termasuk orang yang berani ambil resiko, pilihlah reksadana campuran atau reksadana saham.
Setelah menentukan JENIS reksadana yang sesuai, pilihlah manajer investasi yang telah menunjukkan performance terbaik dalam mengelola reksadana jenis tsb selama tiga sampai lima tahun terakhir.
Q : Adakah hal lain yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil maksimal dari investasi di reksadana?
A : Sebelum menjawab pertanyaan di atas, saya ingin menyampaikan informasi bahwa di AS dan Eropa, banyak keluarga berinvestasi pada reksadana untuk jaminan hari tua dan jaminan pendidikan bagi anak-anak mereka. Kebanyakan dari mereka ini berinvestasi pada reksadana saham, karena horison investasi yang panjang (10 – 15 tahun). Dengan horizon investasi seperti ini, memang berinvestasi pada reksadana saham akan memberikan return yang terbaik dibandingkan instrument investasi lainnya. Mereka tidak terlalu peduli dengan gejolak ekonomi jangka pendek, yang memang selalu terjadi atau berulang. Dalam hal ini mereka merasa tidak perlu mengamati pergerakan harga saham.
Kembali ke pertanyaan tadi, bila kita ingin mendapatkan hasil maksimal dari investasi pada reksadana, kita hanya perlu memiliki kemampuan membaca tren perekonomian (global, regional, dan macro). Ini tidak sulit. Kalau kita rajin membaca berita ekonomi dan melakukan sedikit analisa, kita bisa membuat perkiraan tren perekonomian dalam setahun ke depan. Mengapa kita harus melihat tren perekonomian ke depan? Karena pergerakan harga saham akan mencerminkan ekspektasi perekonomian minimal 6 bulan ke depan.
Jadi bila kita melihat bahwa dalam 6 bulan ke depan ini perekonomian (global, regional, macro) akan membaik, maka tempatkan investasi anda pada reksadana saham atau reksadana campuran. Sebaliknya, bila tren perekonomian dalam setahun ke depan masih terlihat menurun, jangan sekali-kali menempatkan investasi anda pada reksadana saham atau reksadana campuran.
Q : Bagaimana kalau saya juga tidak bisa membaca tren perekonomian?
A : Kalau anda juga tidak mampu membaca tren perekonomian, masih ada cara lain untuk mendeteksi ketidakberesan pasar. Bila harga reksadana saham yang anda miliki sudah turun 10% - 15% dari harga tertinggi, ini mengindikasikan sesuatu yang tidak beres di pasar. Segera jual reksadana saham atau reksadana campuran yang anda miliki, bila hal ini terjadi.
Q : Adakah instrument lain untuk menginvestasikan uang saya?
A : tentu ada banyak instrument lainnya seperti: deposito, emas, property, repo, mata uang asing, dll
Catatan:
‘Sifat bisnis’ dari investasi pada saham:
1. Harga saham senantiasa menunjukkan ciri sebagai leading indicator. Artinya harga saham saat ini sudah memperhitungkan potensi (baik keuntungan maupun kerugian) yang akan terjadi di masa depan ( 1-2 tahun ke depan).
2. Harga saham bisa irasional karena ditentukan sepenuhnya oleh mekanisme pasar, dan pasar bisa berlaku irational. Bila pasar sedang bullish, harga saham bisa naik terus sampai sangat tinggi. Sebaliknya bila pasar bearish, maka harga saham bisa turun sampai ke level yang sangat rendah, di bawah nilai buku.
Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): “Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat Pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi.”
Dari kedua definisi di atas, terdapat tiga unsur penting dalam pengertian Reksadana yaitu:
Adanya kumpulan dana masyarakat, baik individu maupun institusi
Investasi bersama dalam bentuk suatu portofolio efek yang telah terdiversifikasi; dan
Manajer Investasi dipercaya sebagai pengelola dana milik masyarakat investor.
Kekayaan reksadana yang dikelola oleh manajer investasi tersebut wajib untuk disimpan pada
bank kustodian yang tidak terafiliasi dengan manajer investasi, dimana bank kustodian inilah yang akan bertindak sebagai tempat penitipan kolektif dan administratur.