KONTRASEPSI NON-HORMONAL
Dengan adanya efek samping kontrasepsi hormonal, serta perlunya dilakukan suatu upaya untuk menyediakan metode KB pria yang aman, efektif, reversibel, murah serta mudah digunakan, saat ini telah banyak dilakukan studi tentang beberapa macam kontrasepsi non-hormonal, yang sebagian besar dapat dikonsumsi per oral. Cara ini diyakini lebih aman, karena obat-obatan ini memiliki potensi untuk menghambat fertilitas pria tanpa melibatkan alur hipotalamus-pituitari-gonad (11)
Beberapa kontrasepsi pria non-hormonal yang telah diteliti oleh para ahli adalah:
a. Calcium Channel Blockers
Obat yang sebenarnya dipakai sebagai obat hipertensi seperti misalnya nifedipin dan amlodipin, ternyata dapat menyebabkan infertilitas dengan cara meningkatkan metabolisme lipid pada sperma yang berpengaruh pada akrosom dan proses kapasitasi sperma, sehingga tidak bisa membuahi sel telur (27)
b. Obat Penghambat Metabolisme
Vitamin A
Spermatogenesis bergantung pada metabolit aktif vitamin A, yaitu asam retinoat, yang berfungsi untuk memacu diferensiasi spermatogonium serta menjamin produksi sperma dalam jumlah normal. Bukti baru menjelaskan bagaimana enzim yang mengontrol metabolisme vitamin A dalam testis dapat menjadi target untuk menghasilkan kontrasepsi pria yang efektif, namun, mekanisme rinci tentang bagaimana vitamin A mengatur spermatogenesis normal masih belum diketahui. Percobaan dengan mengunakan tikus, membuktikan bahwa suatu senyawa yang menggangu jalur metabolisme vitamin A, ternyata dapat membuat tikus jantan menjadi steril tanpa mempengaruhi libido. Setelah senyawa tersebut diambil dari tubuh tikus, produksi sperma kembali berlanjut. Mekanisme kerja dari senyawa tersebut dengan cara menghalangi konversi vitamin A menjadi bentuk aktif asam retinoat yang mengikat reseptor retinoic yang diperlukan untuk memulai produksi sperma (28, 29, 30)
c. Adjudin
Adjudin, 1-(2,4-dichlorobenzyl)-1H-indazole-3-carbohydrazide ialah suatu analog non-toksik dari lonidamine, yang pada awalnya diteliti sebagai obat anti kanker. Selanjutnya, lonidamine telah terbukti sebagai senyawa anti-spermatogenik yang efektif, dapat menyebabkan infertilitas reversibel pada hewan coba. Mekanisme kerjanya dengan cara mengganggu hubungan / ikatan sel-sel Sertoli dengan sel germinal di testis yang akan membentuk spermatid. Sel germinal akan terlepas dari epitel tubulus seminiferous, dan sel sperma yang belum matang tersebut dilepaskan secara prematur dan tidak pernah menjadi gamet fungsional. Pemulihan setelah penghentian pemberian adjudin ternyata cukup baik, setelah dihentikan 4 minggu, akan terjadi peningkatan spermatogenesis sebanyak 50% (31, 32, 33)
d. Gossypol
Gossypol adalah suatu polifenol yang diisolasi dari biji, akar dan batang tumbuhan kapas (Gossypium sp.). Substansinya memiliki pigmen kekuningan yang mirip dengan flavonoid yang terdapat pada minyak biji kapas. Pada tumbuhan, gossypol berfungsi sebagai pertahanan alamiah terhadap predator, dengan mempengaruhi infertilitas pada serangga. Pada beberapa hewan, gossypol juga menimbulkan infertilitas, dan pada manusia dapat menyebabkan terhentinya spermatogenesis pada dosis yang relatif rendah. Penelitian yang dilakukan di China, Afrika dan Brazilia, menunjukkan bahwa gossypol dapat ditoleransi dengan baik serta tidak menimbulkan efek samping. Hanya saja, dari 20% pemakainya, ternyata menunjukkan ireversibilitas. Sebaiknya gossypol hanya diberikan pada pria yang menghendaki pemakaian kontrasepsi mantap saja, karena akan terjadi infertilitas permanen setelah pemakaian beberapa tahun (34)
ADS HERE !!!