• Home
  • About
  • Contact
  • Sitemap
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Advertise
Tujuan I -  Pendidikan Online

Ahok Djarot Pilkada DKI

  • AHOK DJAROT PILKADA DKI
  • Home
  • DUNIA KESEHATAN
  • HUKUM PIDANA
  • MANAJEMEN
  • DAFTAR OBAT MUNTAH
  • SURAT LAMARAN KERJA
  • ▼
Home → Dunia Kesehatan → Mekanisme Kerja Pil Kontrasepsi

Mekanisme Kerja Pil Kontrasepsi

Unknown
Dunia Kesehatan
Sunday, June 23, 2013
Mekanisme Kerja Pil Kontrasepsi 

Efek pil kontrasepsi untuk dapat mencegah kehamilan adalah merupakan kerja aktif dari komponen-komponen yang ada dalam pil tersebut. Pada pil kombinasi, komponen estrogen dan komponen progesteron bekerja sama untuk menghambat terjadinya ovulasi (13, 14, 18). Aktifitas tersebut terjadi pada tingkat hipotalamus, yaitu dengan menghambat GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone), sehingga pelepasan FSH dan LH yang berasal dari kelenjar hipofisa anterior akan terhambat, dan hal tersebut akan menimbulkan hambatan pada ovarium secara sekunder (13, 18) 

Dikatakan bahwa estrogen memiliki dominansi untuk menekan FSH, sehingga maturasi folikel dalam ovarium menjadi tehambat. Karena pengaruh estrogen dari ovarium tidak ada, maka tidak terdapat pengeluaran LH. Ditengah-tengah daur haid kurang terdapat FSH dan tidak ada peningkatan kadar LH akan menyebabkan ovulasi menjadi terganggu. Estrogen dalam dosis tinggi dapat mempercepat perjalanan ovum, dan hal ini akan mempersulit terjadinya implantasi dalam endometrium dari ovum yang sudah dibuahi(13, 14, 18) 

Komponen progesterone lebih banyak menghambat LH dan hanya sedikit menghambat FSH. Fungsi dari progesterone dalam pil kombinasi adalah untuk lebih memperkuat khasiat estrogen, sehingga dalam 95 – 98% tidak terjadi ovulasi. Progesteron sendiri dalam dosis tinggi dapat menghambat terjadinya ovulasi, tetapi tidak pada dosis rendah. Progesteron memiliki khasiat (14, 15, 18): 

- membuat lendir serviks uteri menjadi lebih kental, sehingga menghalangi penetrasi spermatozoon untuk masuk kedalam uterus. 

- Kapasitasi spermatozoon yang perlu untuk memasuki ovum terganggu 

- Beberapa jenis progesterone memiliki efek antiestrogenik terhadap endometrium, sehingga menyulitkan implantasi ovum yang telah dibuahi. 

Efek progesterone dan estrogen bersama-sama dapat dilihat pada endometrium, dimana endometrium menjadi sukar untuk mengalami implantasi dan menjadi lebih tipis, yang mengakibatkan para pemakai pil kontrasepsi jarang mengalami menstruasi (14, 18, 19). 

Dengan banyaknya modifikasi dalam rumus kimia dan dosis dari progesterone dan estrogen, maka aktifitas biologik dari berbagai jenis pil juga berbeda-beda. Untuk membandingkan khasiat farmakologi dari pil-pil kombinasi, selain dilihat dosisnya, juga harus dilihat dari jenis hormon yang terkandung dalam pil tersebut. Sebagai contoh, noretindron dan noretinodrel memiliki kekuatan yang sama, sedangkan noretindron asetat dua kali lebih kuat daripada noretindron, atau noretinodrel. Etinodiol diasetat 15 kali lebih kuat daripada norgestrel dan kira-kira 30 kali lebih kuat daripada noretindron atau noretinodrel. Etinil estradiol memiliki kekuatan 1.7 sampai dengan 2 kali lebih kuat daripada mestranol. Hal ini penting untuk diketahui, apabila akan memberikan pil kontrasepsi, perlu dilakukan evaluasi terlebih dahulu tentang dosis dan jenis kedua hormon yang dipakai dalam pil kombinasi tersebut (14, 18, 19). 



Keuntungan 

Apabila diminum secara teratur, pil kontrasepsi memiliki efektifitas untuk mencegah terjadinya kehamilan hampir mendekati 100%. Tidak ditemukan adanya abortus spontan atau abnormalitas pada bayi yang dikandung, apabila terjadi kehamilan selama pemakain pil tersebut (18, 19, 20) 

Pada wanita yang menghentikan pemakaian pil kontrasepsi karena ingin hamil, ternyata tidak menunjukkan adanya infertilitas yang permanen, serta tidak didapatkan hubungan antara besarnya angka kehamilan dengan lamanya pemakaian kontrasepsi oral (21) 

Penggunaan pil kontrasepsi pada masa lalu ternyata juga tidak mengganggu kehamilan yang terjadi kemudian setelah penghentian pemakaian, dan tidak meningkatkan risiko kematian janin dalam rahim, tidak meyebabkan prematuritas, kelainan kongenital dan kematian perinatal (18). Pada beberapa penelitian menyebutkan bahwa penghentian penggunaan pil kontrasepsi tidak akan menyebabkan bayi yang lahir memiliki berat badan lahir rendah, namun ada yang menyebutkan akan terjadi kelahiran dengan berat badan yang rendah apabila pil kontrasepsi masih digunakan pada kehamilan usia dini sekali, yaitu saat-saat mendekati waktu konsepsi (22, 23). 

Selain itu, pil kontrasepsi juga memiliki kelebihan yang menguntungkan pada pemakainya, yaitu: 

a. Pencegahan terhadap infeksi/radang panggul (pelvic inflamatory disease) dan penyakit menular seksual. Hal ini bisa terjadi disebabkan mengentalnya lendir serviks uteri, sehingga mencegah masuknya kuman kedalam rahim (9, 18, 19). 

b. Pencegahan terhadap terjadinya kehamilan ektopik (9, 18, 19) 

c. Pencegahan terhadap penyakit kanker ovarium, kanker endometrium, serta pencegahan terhadap timbulnya tumor jinak payudara (9, 18, 19) 

d. Mengurangi risiko terjadinya penyakit rheumatoid arthritis (9, 18) 

e. Memperbaiki kelainan-kelainan menstruasi, seperti haid tidak teratur, dismenorhea, premenstrual tension, keluarnya darah haid yang banyak, serta mencegah endometriosis ( 4, 18) 

Kontraindikasi 

Kontraindikasi penggunaan pil kontrasepsi dapat dibagi menjadi dua, yaitu kontraindikasi mutlak/absolut dan kontraindikasi relatif. Kontraindikasi mutlak meliputi penyakit trombofeblitis atau tromboemboli, penyakit serebrovaskuler, dan juga penyakit jantung koroner. Penyakit tersebut diderita saat ini atau pernah diderita pada saat lampau.. Penyakti lain adalah kanker payudara serta penyakit kanker lain yang dipengaruhi oleh estrogen, perdarahan pervaginam abnormal yang tidak terdiagnosis, kehamilan dan gangguan faal hati (4, 6, 14). Sedangkan kontra inidikasi relatif meliputi penyakit hipertensi, diabetes melitus, perokok, umur lebih dari 35 tahun, penyakit kandung empedu, gangguan faal hati ringan, gangguan faal ginjal dimasa lalu, epilepsi dan mioma uteri (4, 6, 14).
ADS HERE !!!

Newer Post
Older Post
Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

Popular Posts

  • CODIPRONT (Codeine, Phenyltoloxamine)
    CODIPRONT (Codeine, Phenyltoloxamine)  Obat batuk dengan efek jangka panjang 10 – 12 jam  KOMPOSISI  Codipront Kapsul  Tiap Kapsul mengandun...
  • GARAMYCIN Krim, Salep (Gentamicin Sulfate)
    GARAMYCIN Krim, Salep (Gentamicin Sulfate)  Obat Generik : Gentamicin / Gentamisin Sulfat Obat Bermerek : Balticin, Bioderm, Dermabiotik, De...
  • Jenis - Jenis Obat Kortikosteroid
    Obat Kortikosteroid  Oradexon Tablet dan Injeksi ORADEXON Tablet, Suntik (Dexamethasone / Deksametason) Obat Generik : Dexamethasone...
  • BACTROBAN Krim / Salep Kulit (Mupirocin)
    Nama Obat Generik : Mupirocin / Mupirosin  Nama Obat Bermerek : Bactroban  KOMPOSISI / KANDUNGAN  Tiap 1 gram Bactroban Krim mengandung Mupi...
  • Contoh Latar Belakang Manajemen
    A.     Latar Belakang Manajemen  Sesungguhnya mulai kapan teori manajemen itu ada? Yaitu mulai sejak para pelaku usaha berkecimpung memi...
My Ping in TotalPing.com
My Ping in TotalPing.com

Labels

  • Cara Mengatasi Penyakit
  • Dunia Kesehatan
  • Hukum pidana
  • Manajemen

Popular Posts

  • CODIPRONT (Codeine, Phenyltoloxamine)
    CODIPRONT (Codeine, Phenyltoloxamine)  Obat batuk dengan efek jangka panjang 10 – 12 jam  KOMPOSISI  Codipront Kapsul  Tiap Kapsul mengandun...
  • GARAMYCIN Krim, Salep (Gentamicin Sulfate)
    GARAMYCIN Krim, Salep (Gentamicin Sulfate)  Obat Generik : Gentamicin / Gentamisin Sulfat Obat Bermerek : Balticin, Bioderm, Dermabiotik, De...

Pages

  • Home
Copyright © 2015 Tujuan I - Pendidikan Online . All rights reserved. My Notes Template. Simple Default Template edited by RT Media ™. Powered by Login