PEMBAGIAN RESISTENSI
Menurut Soedarto (2008), resistensi dibagi menjadi
resistensi bawaan (natural resistancy)
dan resistensi yang didapat (acquired
resistancy).
1.
Resistensi
bawaan
Serangga
yang secara alami sensitif terhadap suatu insektisida akan menghasilkan secara
alami keturunan yang juga sensitif terhadap insektisida tersebut. Sedangkan
serangga yang secara alami sudah resisten terhadap suatu insektisida,
keturunannya juga akan resisten terhadap insektisida bersangkutan. Selain itu,
serangga yang sensitif terhadap suatu insektisida jika mengalami mutasi (yang
terjadi satu kali setiap beberapa ratus atau ribu tahun) dapat berkembang
menjadi serangga yang resisten terhadap insektisida tersebut.
2.
Resistensi
didapat
Akibat
pemberian dosis insektisida yang di bawah dosis lethal dalam waktu yang lama,
serangga target yang sebelumnya sensitif dapat menyesuaikan diri berkembang
menjadi resisten terhadap insektisida tersebut.
Berdasar
atas jenis insektisida yang tidak lagi
peka terhadap serangga, resistensi dibedakan menjadi resistensi silang (cross resistance) dan resistensi ganda (double resistance) (Hoedojo &
Zulhasril, 2000; Soedarto, 2008).
3.
Cross
resistance
Resistensi
serangga yang terjadi terhadap dua insektisida yang satu golongan atau satu
seri, misalnya resisten terhadap malathion dan diazinon (satu golongan) atau
kebal terhadap DDT dan metoksiklor (satu seri).
4.
Double
resistance
Resistensi
serangga yang terjadi terhadap dua insektisida yang berbeda golongannya atau serinya, misalnya resisten
terhadap malathion dan DDT (beda golongan) atau DDT dan dieldrin (beda seri).
Jika satu
jenis serangga telah resisten terhadap suatu insektisida, maka dosis
insektisida harus dinaikkan. Jika dosis insektisida terus-menerus dinaikkan,
maka pada dosis tertentu akan dapat membahayakan kesehatan manusia dan hewan
serta berdampak buruk pada lingkungan hidup. Karena itu, insektisida harus
diganti dengan jenis atau golongan lain atau diciptakan insektisida baru untuk
memberantas serangga tersebut (Soedarto, 2008). Saat ini laju penemuan
insektisida baru sangat lambat, hal ini dapat disebabkan antara lain: 1)
peningkatan biaya penelitian untuk menemukan insektisida baru yang memenuhi
syarat, 2) peningkatan biaya dan persyaratan registrasi insektisida yang
semakin ketat, 3) peningkatan biaya produksi, serta 4) semakin ketatnya
kompetisi antar produsen insektisida (Untung, 2004).
KESIMPULAN DAN SARAN
Saat ini
terjadi resistensi beberapa serangga terhadap DDT yang disebabkan oleh ”ulah” pengguna DDT yang tidak mengerti
akan mekanisme terbentuknya populasi serangga yang resisten. Penggunaan
insektisida untuk pengendalian atau pemberantasan serangga, sebaiknya tidak
terus menerus menggunakan satu jenis atau satu golongan insektisida tertentu
saja, tetapi diselingi dengan penggunaan insektisida dari jenis atau golongan
lainnya, sehingga menghambat atau memperlambat terjadinya resistensi serangga
terhadap insektisida tertentu..
ADS HERE !!!