Onchocerca volvulus
Infeksi cacing ini telah dilaporkan di daerah Afrika, Arab, Guatemala, Meksiko, Venezuela dan Colombia. Morfologinya mirip dengan W. brancofti. Cacing jantan panjang 19=42 cm, betina 33,5-50 cm
Daur hidup
Cacing dewasa berlokasi dibawah kulit dan akan terbentuk kapsula karena reaksi tubuh hospes. Bilamana berlokasi dekat tulang seperti persendian atau diatas tulang kepala, nodule yang permanen akan terjadi.
Mikrofilaria berada dalam kulit kemudian terhisap oleh lalat penghisap darah/lalat hitam/bleck fly (Simulium damnosum) sebagai hospes intermedier. Bagian mulut lalat tidak menembus terlalu dalam, berisi cairan kental yang penuh dengan mikrofilaria. Fase pertama dari larva cacing bergerak dari saluran cerna lalat ke otot dada. Kemudian mengalami moulting yang kemudian moulting lagi menjadi larva infektif menjadi bentuk filaria (filariform), filaria muda bergerak kearah mulut lalat dan akan menginfeksi hospes definitif baru. Filaria tumbuh menjadi dewassa tinggal dibawah kulit selama kurang dari 1 tahun. Cacing biasanya berpasangan. Cacing yang berada dibawah kulit atau dibawah kulit yang lebih dalam akan memproduksi mikrofilaria. Mikrofilaria kemudian menginvasi kepermukaan kulit dan akan terhisap oleh hospes intermedier.
Patologi
Ada dua hal yang menyebabkan efek patologi yaitu: cacing dewasa dan mikrofilaria. Dari kedua bentuk cacing tersebut, bentuk cacing dewasa tidak begitu patogenik dan bahkan kadang tidak menunjukkan gejala sakit. Tetapi pada kondisi yang buruk cacing didalam subkutan membentuk nodule disebut “Onchocercomas”, terutama yang menetap didekat tulang. Didaerah Amerika Tengah kebanyakan penderita terdapat nodule diantara tulang rusuk dan paha dan juga didaerah leher dan kepala. Nodule tersebut berbentuk benigna dan relatif tidak sakit. Jumlah nodule berfariasi dari hanya satu sampai ratusan. Nodule tersebut terutama berisi jaringan serabut kolagen yang mengelilingi beberapa cacing dewasa. Nodule akan mengalami degenerasi dapat membentuk abses atau kalsifikasi.
Hadirnya mikrofilaria didaerah kulit menyebabkan dermatitis yang berat yang menyebabkan reaksi alergik dan efek toksik disebabkan matinya cacing muda. Gejala pertama adalah gatal-gatal yang menyebabkan luka dn terinfeksi oleh bakteri (infeksi sekunder). Kemudian diikuti dispigmentasi kulit lokal atau lebih luas, kemudian diikuti penebalan kulit dan kulit menjadi pecah-pecah. Gejala menyerupai avitaminosis A, hal tersebut diduga parasit berkompetisi dengan metabolisme vitamin A.
Gejala yang lebih lanjut kulit kehilangan elastisitasnya. Depigmentasi berkembang menjadi daerah yang lebih luas terutama daerah kaki. Hal tersebut dapat dikelirukan dengan penyakit lepra. Pada kondisi yang lebih buruk lagi bila terjadi komplikasi dimana mikrofilaria mencapai kornea. Hal tersebut dalat menimbulkan inflamasi pada sklera atau bagian putih dari bola mata. Kemudian diikuti penimbunan jaringan ikat yang mengakibatkan vaskularisasi dari kornea yang dapat mengganggu penglihatan. Terjadinya penimbunan jaringan ikat (fibrous tissue) mengakibatkan pasien buta total.
Diagnosis
Diagnosis yang akurat dengan menemukan mikrofilaria dalam kulit. Hal tersebut dilakukan dengan mengambil sepotong kulit dengan gunting (daerah mana saja) kemudian ditaruh diatas slide kaca dan diberi tetesan garam fisiologis kemudian diperiksa dibawah mikroskop akan terlihat mikrofilaria. Diagnosis lebih spesifik dan sensitif juga dapat dilakukan dengan sistem imunodiagnostik dengan menggunakan haemaglutination tes.
Pengobatan
Ada dua bentuk pengobatan yaitu dengan operasi dan kemoterapi. Eksisi nodule didaerah kepala dapat mengurangi terjadinya invasi mikrofilaria kedaerah mata dan mengurangi infeksi baru dalam populasi.
Pengobatan dengan “suramin” dapat membunuh cacing dewasa sehingga dapat menghilangkan mikrofilaria. Nodule harus diambil karena cacing yang mati karena pengobatan dapat menimbulkan abses pada nodul tersebut. “Dietilkarbamazin” dapat membunuh mikrofilaria dengan cepat tetapi tidak membunuh cacing dewasa. Tetapi bila mikrofilaria mati dengan cepat maka mikrofilaria yang mati akan menimbulkan reaksi tubuh dan kulit dapt mengkerut. Disamping itu dapat terjadi shock anapilaktik yang disebabkan oleh reaksi tubuh terhadap cacing yang mati tersebut. Obat ini lebih baik diberikan bersama antihistamin atau cortison untuk mencegah efek samping sehingga memperoleh hasil yang baik.
Pencegahan dapat dilakukan dengan memberantas hospes intermedier lalat Simulium sp. Pemebrantasan dilakukan dengan insektisida yang sesuai.
ADS HERE !!!